Jubir Menlu Rusia: AS Berusaha Menarik Rusia ke Dalam Agenda Nuklir

Jubir Menlu Rusia AS Berusaha Menarik Rusia ke Dalam Agenda Nuklir

Moskow, Purna Warta Kantor berita TASS melaporkan bahwa Washington menggunakan segala macam manipulasi dan pementasan tanpa batas untuk menyeret Moskow ke dalam agenda nuklir, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di stasiun radio Sputnik pada hari Rabu (28/9).

“Mereka membicarakan topik senjata nuklir dengan mudah. ​​Mereka mengembangkannya, mereka menggunakan metode manipulatif untuk menarik kita ke dalam agenda ini. Mereka menggunakan segala macam manipulasi dan pementasan tanpa batas. Mereka memang terlibat dalam penghancuran total, “ujar diplomat itu.

Baca Juga : Klaim Menteri Pertahanan Saudi tentang Solusi Politik untuk Krisis Yaman

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menekankan bahwa ada “banyak upaya untuk berdialog dengan Amerika Serikat.”

“Tetapi yang dibawa Washington adalah dunia di ambang bencana. Dan di New York, di sela-sela sesi ke-77 Majelis Umum PBB topik ini diangkat dengan satu atau lain cara. Dalam negosiasi, Semua pihak mengerti bahwa dalam krisis sistemik ini – ekonomi, ideologis, dan politik – Washington telah bertindak terlalu jauh”.

Keterlibatan AS dalam kerusakan Nord Stream

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Presiden AS harus menjawab apakah AS terlibat dalam perusakan Nord Stream atau tidak.

Pada 7 Februari 2022, Joe Biden mengatakan bahwa “Nord Stream akan rusak karena jika Rusia menginvasi Ukraina, yakni jika Rusia menyerang, maka hal itu berarti tank atau pasukan Rusia melintasi  perbatasan Ukraina lagi, sehingga akan Nord Stream 2 tidak aka nada lagi. Kami akan mengakhirinya. Aku berjanji, kita akan bisa melakukannya.”

Baca Juga : Iran Perkenalkan Drone Shahab Buatan Sendiri Untuk Tujuan Pelatihan

“Presiden AS Joe Biden harus menjawab apakah Amerika Serikat bertindak atas ancamannya pada 25 dan 26 September 2022, ketika sebuah insiden terjadi di tiga cabang Nord Stream 1 dan Nord Stream 2, yang terindikasi sebagai pipa pecah, mungkin akibat dari suatu ledakan,” menurut pendapat Zakharova yang dipublikasikan di saluran telegram kementerian luar negeri Rusia.

“Pernyataan Biden itu didukung dengan janji. Seseorang harus bertanggung jawab atas kata-katanya. Gagal memahami arti dari apa yang dikatakannya tidak membebaskan seseorang dari tanggung jawab. Eropa harus mengetahui kebenarannya,” tambah pernyataan itu.

Sebuah tweet oleh mantan Menteri Luar Negeri Polandia dan anggota Parlemen Eropa, Radoslaw Sikorski, di mana mereka berterima kasih kepada AS karena telah berhasil merusak pipa gas Nord Stream, dan hal ini menurut Maria Zakharova tidak boleh dibiarkan untuk tidak dijawab oleh Uni Eropa.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa jika Uni Eropa, institusi Eropa, atau birokrasi Eropa gagal bereaksi terhadap komentar Sikorski kemarin, kita tidak boleh lagi berbicara tentang kebencian mereka kepada kita, kita harus berbicara tentang kebencian mereka terhadap orang-orang yang membenci kita. Eropa memilih mereka dan mendelegasikan mereka dengan otoritas untuk mengatur hidup mereka. Ini tidak boleh dibiarkan tanpa jawaban,” tegasnya ketika berbicara kepada radio Sputnik.

Baca Juga : Perdagangan luar Negeri Iran Lampaui Angka $50 Miliar Pada Tahun Fiskal Semester Pertama

Menurut Zakharova, pernyataan Sikorski tidak berbeda dengan kegiatan ekstremis “mengingat kecenderungan mereka untuk meledakkan saluran transmisi listrik di Krimea atau memblokir sumber air bagi penduduk Krimea.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *