Dinapigue, Purna Warta – Sebuah topan menghantam Filipina utara pada hari Jumat, mempersulit respons bencana negara tersebut terhadap gempa bumi mematikan di provinsi tengah dan dua badai lainnya baru-baru ini.
Baca juga: Apple Hapus Aplikasi Pelacak ICE Setelah Tekanan dari Pemerintahan Trump
Topan Matmo menghantam kota Dinapigue di provinsi Isabela, Filipina dari Samudra Pasifik dengan kecepatan angin hingga 130 km/jam (81 mph) dan diperkirakan akan bertiup ke arah barat laut melewati lembah pertanian yang luas dan provinsi pegunungan, tempat penduduk di beberapa desa yang rawan banjir dan tanah longsor sedang dievakuasi.
Sekolah-sekolah meliburkan kegiatan belajar-mengajar, dan kapal kargo serta kapal penangkap ikan dilarang memasuki laut lepas di sepanjang jalur topan. Topan tersebut diperkirakan akan menerjang Laut Cina Selatan pada hari Sabtu dalam perjalanan menuju Cina selatan, kata para peramal cuaca Filipina.
Baca juga: Jepang Bisa Memilih Pemimpin Perempuan Pertama atau Pemimpin Modern Termuda
Observatorium Hong Kong mengatakan Matmo akan melewati wilayah tersebut dalam jalur yang diperkirakan menuju Pulau Hainan dan Provinsi Guangdong di daratan utama selama akhir pekan, lapor AP.
Matmo, yang dikenal secara lokal sebagai Paolo, adalah siklon tropis ke-16 yang melanda Filipina tahun ini. Negara kepulauan di Asia Tenggara ini diterjang sekitar 20 topan dan badai setiap tahunnya dan terletak di “Cincin Api” Pasifik yang aktif secara seismik, menjadikannya salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam.