Senator AS: Satu-satunya Cara Adalah Kembali ke JCPOA

Senator AS: Satu-satunya Cara Adalah Kembali ke JCPOA

Washington, Purna Warta Seorang senator AS mengatakan bahwa satu-satunya cara negaranya dalam menghadapi Iran adalah dengan kembali AS pada kesepakatan nuklir Iran JCPOA.

Chris Murphy, anggota Demokrat dari Senat AS, mengatakan bahwa satu-satunya cara bagi Amerika Serikat dalam menghadapi Iran adalah kembali pada kesepakatan nuklir JCPOA.

Pernyataan Murphy disampaikan pada Kamis malam (15/7), sehari setelah para pemimpin Senat AS mengadakan pertemuan rahasia dengan Menteri Luar Negeri Anthony Blinken tentang status kesepakatan JCPOA.

Senator Senior AS Robert Menendez mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan itu bahwa kembalinya AS ke kesepakatan JCPOA tidak akan segera terjadi.

Baca Juga : Saudi Gelontorkan Rp.400 Triliun demi Senjata asal Inggris sejak Invasi ke Yaman

Murphy tidak hadir pada sesi Senat itu. Dalam sebuah wawancara dengan pihak Zionis Joyce Insider, dan mengatakan bahwa dia tidak mengetahui hasil pertemuan senat dengan Blinken tentang permasalahan JCPOA.

Sebagai anggota Senat, Chris Murphy telah berulang kali mengakui kegagalan kebijakan tekanan maksimum mantan pemerintah AS terhadap Iran dan meminta Presiden Joe Biden untuk kembali ke JCPOA sesegera mungkin.

Mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB pada Mei 2018, melanggar komitmennya, dan memberlakukan kebijakan tekanan maksimum ke dalam agenda pemerintahan.

Para pejabat pemerintah Joe Biden telah berulang kali secara eksplisit mengakui kegagalan kebijakan tekanan maksimum, tetapi sejauh ini menolak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kembali ke kesepakatan JCPOA.

“Saya tidak dapat menerima bahwa kami tidak dapat menemukan jalan kembali ke kesepakatan ini, Itu tergantung kepada pihak Amerika Serikat sendiri yang membuat keputusan sulit dan pihak Iran yang membuat keputusan sulit pula, tetapi saya tidak ada solusinya untuk melihat jalan ke depan kecuali dengan kesepakatan ini.” kata Murphy kepada Joyce Insider.

“Saya masih percaya bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah kembali pada kesepakatan itu,” katanya.

Baca Juga : Taliban Berkuasa, Apa Pengaruhnya Untuk Aliansi Timur?

Konvergensi Analis tentang Tekanan Maksimum

Banyak analis dan pakar di Iran, seperti Chris Murphy, percaya bahwa mengingat kegagalan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, satu-satunya cara bagi Washington adalah kembali pada kesepakatan JCPOA.

Beberapa jam sebelumnya, Gerard Arnaud, mantan duta besar Prancis untuk Amerika Serikat, telah mengungkapkan pandangan serupa dalam sebuah wawancara dengan Reuters.

“Saya tidak melihat alternatif lain selain tekanan maksimum untuk mengganti JCPOA, akan tetapi Iran telah menunjukkan perlawanan terhadap kebijakan tersebut dan saya tidak berpikir bahwa pihak Iran akan menyerah,” kata Gerard kepada kantor berita.

Sebelumnya, Mikhail Ulyanov, utusan Rusia untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina, mengatakan pemerintah AS telah melebih-lebihkan dengan penerapan kebijakan tekanan maksimum.

“Jalan pembicaraan Wina membuktikan sekali lagi bahwa Amerika Serikat telah melebih-lebihkan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran,” tulis pejabat senior Moskow di Twitter.

“Tekanan maksimum terus berlanjut, tetapi Iran tidak terburu-buru, meskipun tahu bahwa semakin cepat pembicaraan selesai, semakin cepat sanksi akan dicabut. Sanksi bukan satu-satunya faktor yang dipertimbangkan,” katanya.

Baca Juga : Partai Erdogan: Turki Akan Melihat Lebih Banyak Langkah Menuju Hubungan Dengan Israel

Pilihan Amerika Serikat selain Kembali ke JCPOA

Dalam sebuah analisis pada hari Kamis, Reuters meninjau opsi lain yang dimiliki Biden selain kembali ke JCPOA akan tetapi disimpulkan bahwa semua opsi lain lebih sulit dan bahkan tidak mungkin.

Dalam analisis ini, mengutip pernyataan mantan pejabat AS dan Eropa bahwa saat ini Joe Biden tidak ada program alternatif selain membujuk Iran untuk melanjutkan kepatuhan terhadap kesepakatan nuklir yang dicapai pada tahun 2015, dan semua opsi lain yang ada akan lebih sulit.

Salah satu media pemberitaan menulis dua rencana yang disebutkan  “lebih banyak vs lebih banyak” dan “lebih sedikit vs lebih sedikit”, yang merupakan alternatif lain bagi Amerika Serikat untuk kembali pada kesepakatan awal yang dicapai pada tahun 2015.

Rencana “lebih banyak vs lebih banyak” didasarkan pada premis bahwa Iran akan memberlakukan lebih banyak pembatasan pada program nuklirnya dengan imbalan lebih banyak keringanan sanksi.

Baca Juga : Iran Menempati Urutan Kelima Dalam Produksi Bitcoin di Dunia

Menegosiasikan kesepakatan yang lebih luas seperti itu lebih sulit daripada menghidupkan kembali JCPOA.

Alternatif lain adalah rencana “lebih sedikit vs lebih sedikit”, yang didasarkan pada pelonggaran pembatasan Iran pada sanksi yang lebih sedikit untuk negara tersebut.

Reuters menulis bahwa opsi ini dapat menciptakan skenario terburuk bagi Joe Biden, dan dia akan dikritik di dalam negerinya sendiri Amerika Serikat karena memberikan konsesi ekonomi kepada Iran.

Reuters menyimpulkan, “Para analis setuju bahwa tidak banyak alternatif untuk kesepakatan nuklir 2015.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *