Washington, Purna Warta – Sidang penghitungan suara elektoral oleh Kongres telah berakhir. Kongres meresmikan kemenangan Joe Biden. Sementara Presiden Donald Trump mengakui kekalahannya.
Di tengah sidang, pendukung ekstrim Donald Trump menyerbu Gedung Kongres dan memorak-porandakan kantor Nancy Pelosi dan sidangpun diundur.
Sidang mendeklarasikan kemenangan Joe Biden dan untuk pertama kalinya, Donald Trump menerima kekalahannya.
Dalam twiter Dan Scavino, Asisten Gedung Putih, Donald Trump mengatakan, “Meskipun saya tidak menerima hasil ini dan bukti-bukti yang menunjukkan hasil ini, namun saya janjikan bahwa transisi sistematis kekuasaan pada tanggal 20 Januari akan terlaksana.”
Tweet Trump melalui Asisten Gedung Putih ini menegaskan klaim pihak Twiter sebelumnya yang menyatakan pemblokiran sementara selama 24 jam karena pelanggaran aturan Medsos.
Selanjutnya Trump dalam akun Dan Scavino melanjutkan, “Selalu saya tegaskan bahwa kami akan terus mendukung penghitungan suara yang resmi. Meskipun pengesahan Kongres ini mengakhiri periode kepemimpinan paling tinggi pemerintah Amerika, namun itu adalah awal perang kami untuk mengagungkan Amerika.”
Dengan pemenangan suara negara bagian Vermont untuk Joe Biden, kandidat Demokrat telah melewati jumlah 271 suara elektoral. Dan ini mengesahkan kemenangan Joe Biden.
Dalam sidang bersama Dewan Perwakilan dan Senat, Joe Biden menang dengan meraih 306 suara, sedangkan Donald Trump meraih 232 suara. Joe Biden sah menjadi Presiden terpilih Pemilu 2020 AS.
Wyoming adalah negara bagian terakhir Amerika Serikat yang dibaca dalam sidang Kongres penghitungan suara dan pengesahan Joe Biden. Meskipun memenangkan Donald Trump, tapi suara Wyoming tidak mampu melampaui jumlah suara Joe Biden secara keseluruhan.
Kerusuhan ini mendapatkan beberapa reaksi kurang baik dari beberapa petinggi dunia. Antonio Guterres, Sekjen PBB, sedikit menyinggung Donald Trump dan mengatakan, “Dalam situasi seperti ini, petinggi politik harus mengajak pendukungnya untuk menahan diri dan menghormati demokrasi dan hukum.”
Heiko Maas, Menlu Jerman, juga menuntut pendukung Trump untuk menahan diri dan mengakhiri pelanggaran nilai-nilai demokrasi.
“Para musuh demokrasi senang melihat peristiwa di Washington DC ini,” tambahnya.
Dominic Raab, Menlu Inggris, dalam tweetnya juga mengatakan, “AS berhak berbangga atas demokrasinya. Tidak ada alasan untuk merusuhi transisi kekuasaan.”
Emmanuel Macron, Presiden Prancis, dalam video yang disebar pada Kamis pagi hari, 7/1, mengecam kerusuhan ini dan menegaskan keyakinannya akan kekuatan demokrasi AS.
“Saya ingin tunjukkan persahabatan serta kepercayaan (saya) kepada Amerika Serikat. Yang terjadi di Washington DC, pasti bukan aksi orang Amerika. Kami percaya akan kekuatan demokrasi kami. Kami percaya pada kekuatan demokrasi Amerika,” jelasnya dengan menulis hastag #WeAreOne.
Baca juga: Tuntutan Pelengseran Donald Trump + Video Obrak-abrik Kantor Nancy Pelosi