Disudutkan dengan Kematian Mahsa Amini, ini Jawaban Presiden Iran

Disudutkan dengan Kematian Mahsa Amini, ini Jawaban Presiden Iran

New York, Purna Warta Dari rangkaian selama di New York guna menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Republik Islam Iran Dr. Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan sekelompok pakar kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada Rabu (21/9) menjawab sejumlah pertanyaan sebagaimana dilansir oleh Farsnews.

Diantara pertanyaan yang diajukan, bagaimana sikapnya sebagai seorang presiden terhadap insiden tewasnya Mahsa Amini yang disebut akibat mendapat kekerasan fisik dari aparat kepolisian Iran.

Baca Juga : AS Manipulasi Berita Kematian Mahsa Amini Untuk Menghasut Perubahan Pemerintahan Iran

Menanggapi pertanyaan tersebut, Raisi berkata, “Anda adalah seorang peneliti dan Anda diharapkan untuk melakukan penelitian sebelum menerima dan mengangkat masalah. Pastikan itu benar dan apa yang Anda katakan didasarkan pada data yang valid dan diverifikasi.”

Dia menambahkan, “Saya secara pribadi menghubungi keluarganya melalui telepon dan berjanji bahwa saya akan menindaklanjuti masalah ini dengan hati-hati sehingga semua aspek masalah diselidiki dan tidak ada hak yang hilang. Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya dua kelompok kedokteran forensik dan anggota parlemen Iran telah memeriksa masalah ini secara rinci, dan otoritas kehakiman yang menyelidiki kasus ini akan mengumumkan keputusan akhirnya.”

“Pembelaan hak asasi manusia adalah inti dari Republik Islam, dan masalah ini bukan alat politik bagi kami, tetapi tugas ilahi dan tugas dalam posisi kedaulatan.” Tegasnya.

Lebih lanjut, Raisi balik mengkritik standar ganda penuntut HAM yang malah mengabaikan banyaknya pelanggaran HAM oleh aparat kepolisian di Amerika dan negara-negara Barat. Raisi berkata “Mereka yang mengklaim menuntut penegakan HAM baik individu maupun lembaga, tidak menunjukkan kepekaan terhadap laporan resmi dan berita tentang pembunuhan pria dan wanita di negara-negara Barat dan Amerika oleh aparat kepolisian. Namun untuk insiden yang terjadi di Iran, semua sedemikian serius menyorotinya, seolah-olah hanya Iran yang dituntut oleh internasional bisa menegakkan HAM.”

Baca Juga : Kematian Mahsa Amini dan Keengganan Barat Dalam Menerima Kebenaran

Disebutkam, Mahsa Amini gadis 22 tahun dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (16/9) setelah sebelumnya koma di rumah sakit di Tehran. Media secara massif memberitakan, Mahsa Amini tewas dalam penahanan kepolisian akibat mengalami serangan fisik setelah dianggap melanggar aturan berjilbab di Iran. Pihak kepolisian Tehran telah mengkonfirmasi bahwa gadis Kurdistan tersebut meninggal dunia karena serangan jantung dan tidak mendapatkan sentuhan fisik apapun dari kepolisian. Rekaman CCTV yang menunjukkan detik-detik Mahsa Amini tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit telah dipublis kepolisian Tehran sebagai bukti pembelaan mereka.

Untuk menyelidiki kasus ini, Presiden Raisi telah membentuk tim khusus. Namun sementara tim khusus melakukan investigasi, sejumlah aksi demonstrasi telah pecah di Iran menuntut penghapusan aturan wajibnya berjilbab di Iran dengan mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan sejumlah negara-negara Barat.

Baca Juga : Tim Forensik Tehran Laporkan Tidak ada Bukti Kekerasan Fisik pada Jenasah Mahsa Amini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *