Washigton, Purna Warta – Apple pada hari Kamis menghapus beberapa aplikasi yang digunakan untuk melaporkan pergerakan agen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) secara anonim dari toko aplikasinya, yang dilaporkan menyusul tekanan dari pemerintahan Trump.
Baca juga: Jepang Bisa Memilih Pemimpin Perempuan Pertama atau Pemimpin Modern Termuda
Aplikasi-aplikasi tersebut semakin populer dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan meningkatnya kampanye deportasi Presiden Donald Trump di berbagai kota di seluruh negeri.
Namun, para pejabat pemerintahan Trump telah mengkritik keras aplikasi-aplikasi tersebut karena membahayakan petugas, terutama setelah penembakan mematikan di fasilitas ICE di Texas bulan lalu, AFP melaporkan.
Para pejabat mengatakan bahwa penembak telah menggunakan aplikasi semacam itu beberapa hari sebelum serangannya.
Dua tahanan tewas akibat penembakan tersebut dan seorang lainnya luka-luka, meskipun para penyelidik yakin bahwa penembak tersebut menargetkan personel ICE.
Protes telah terjadi di fasilitas ICE dan selama operasi ICE di seluruh AS, karena upaya deportasi massal Trump telah menyebabkan ribuan migran ditangkap, seringkali oleh petugas bermasker.
Aplikasi pelacakan ICE, termasuk ICEBlock yang populer, tidak dapat diakses oleh reporter AFP di Apple App Store pada Kamis malam.
Fox Business pertama kali melaporkan penghapusan aplikasi tersebut, dengan Jaksa Agung Pam Bondi mengatakan kepada outlet berita tersebut bahwa Departemen Kehakiman telah “menghubungi Apple hari ini untuk menuntut agar mereka menghapus aplikasi ICEBlock dari App Store mereka – dan Apple melakukannya.”
Baca juga: Jenazah Dievakuasi dari Reruntuhan Sekolah yang Ambruk di Indonesia
Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.
Dalam sebuah pernyataan kepada NBC News, perusahaan tersebut mengatakan, “Berdasarkan informasi yang kami terima dari penegak hukum tentang risiko keamanan yang terkait dengan ICEBlock, kami telah menghapusnya dan aplikasi serupa dari App Store.”