Aljir, Purna Warta – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengadakan pertemuan dengan beberapa kepala negara di sela-sela KTT ke-7 Forum Negara Pengekspor Gas (GECF) di Aljazair.
Dalam pertemuan dengan timpalannya dari Irak, Abdul Latif Rashid pada Sabtu malam, Raisi menyoroti pentingnya Iran memandang keamanan Irak, dan menekankan perlunya kerja sama yang lebih erat antara kedua tetangga dalam perang melawan kelompok teroris dan separatis di sepanjang perbatasan bersama.
Baca Juga : Peluang Terbaik Iran untuk Jadi Pusat Energi Kawasan
Mengecam kelambanan negara-negara Arab dan Islam tertentu mengenai krisis di Palestina, presiden Iran menyerukan pemutusan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan rezim Zionis sebagai cara praktis untuk memaksa Israel menghentikan kekejamannya.
Dalam pertemuan lainnya dengan Presiden Mozambik Filipe Nyusi, Raisi menyatakan kesiapan Iran untuk mengekspor jasa teknis dan teknik ke negara Afrika Timur.
Memperhatikan rencana rezim Israel dan pemerintah Barat untuk menjarah sumber daya Afrika dengan mendukung teroris, presiden Iran mengatakan negara-negara Afrika harus melindungi kepentingan mereka dengan berperang melawan terorisme.
Pertemuan lainnya dengan presiden Tunisia berkisar pada perluasan hubungan politik dan ekonomi antara Iran dan Tunisia.
Baca Juga : Faksi-faksi Palestina Serukan Kampanye Global ‘Badai Ramadhan’ untuk Hadapi Israel
Dalam pembicaraan dengan Presiden Bolivia Luis Arce, Raisi memuji sikap “revolusioner dan anti-imperialis” negara Amerika Latin tersebut serta dukungannya terhadap Palestina.
Raisi juga mengadakan pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim ibn Hamad Al Thani, di mana kedua belah pihak mempertimbangkan rencana untuk membantu Gaza dan mengakhiri serangan gencar rezim Israel.
Presiden Iran memperingatkan pemerintah yang menjaga hubungan ekonomi dengan rezim Israel bahwa mereka akan mendapat tamparan keras karena memberikan dukungan keuangan kepada rezim Zionis.
Sementara itu, Emir Qatar mengatakan dunia tidak akan pernah melupakan pembantaian Israel terhadap warga Palestina yang tidak bersalah yang sedang menunggu untuk mengumpulkan makanan di Gaza.
Baca Juga : Iran dan Aljazair Tandatangani 6 Kesepakatan Kerja Sama
Lebih dari 110 warga Palestina tewas dan sekitar 700 lainnya terluka pada hari Kamis setelah pasukan Israel menembaki ratusan orang yang menunggu bantuan makanan di barat daya Kota Gaza ketika daerah kantong yang terkepung itu menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Rezim Zionis melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober. Lebih dari 30.000 orang dilaporkan tewas hingga saat ini, sebagian besar perempuan dan anak-anak.