3 Destinasi Wisata di Kongo yang Aneh

Purna Warta – Berita mengenai konflik selalu mewarnai Republik Demokratik Kongo. Namun beberapa hari yang lalu ramai pemberitaan mengenai penemuan gunung emas di sana. Tapi banyaknya sumber emas dan sumber daya alam lainnya di Kongo tak membuat penduduk di negara Afrika Tengah itu bisa menikmati kekayaan dan kebebasan.

Film Blood Diamond yang dibintangi Leonardo DiCaprio mungkin bisa ditonton untuk memahami kondisi negara yang diberkahi sekaligus dikutuk oleh emas itu.

Bagaimanapun, benua Afrika akan selalu dikenang sebagai destinasi wisata alam terbaik di dunia, begitu juga dengan Kongo.

Ada banyak taman nasional di Kongo yang menjadi habitat fauna langka, seperti persilangan jerapah dan zebra sampai gorila.

Selain wisata alam, banyak juga objek wisata sejarah yang bisa disambangi di sana.

Sayangnya, konflik dan pandemi mungkin membuat alasa berwisata ke Kongo jadi kurang memungkinkan. Tapi ada banyak dokumenter yang bisa disaksikan untuk mengenal lebih dekat negara itu.

Mengutip Atlas Obscura, berikut tujuh destinasi wisata yang tak biasa di Kongo:

1. Gunung Api Nyiragongo

A lava lake and a mini cone inside the Mount Nyiragongo volcano crater spew gas into the sky inside the Virunga National Park, near Goma, in the eastern Democratic Republic of Congo February 12, 2021. Picture taken February 12, 2021. REUTERS/Hereward Holland

Di kaki Gunung Api Nyiragongo berdiri desa dengan pemukiman yang padat. Pemandangan indah tersebut terlihat mengerikan setelah mengetahui fakta bahwa kawah gunung api tersebut masih aktif dan terus melebar.

Tahun 1977 terjadi bencana mengerikan, ketika dinding kawah rubuh dan lava mengalir sampai terkuras habis ke desa kurang dari satu jam.

Korban tewas yang tercatat 70 orang, namun angka aslinya diperkirakan ribuan orang.

Terletak di dalam Taman Nasional Virunga, Gunung Api Nyiragongo saat ini masih aktif, letusan mematikan terakhirnya merenggut 147 nyawa pada 2002.

Saat ini ilmuwan mencatat bahwa danau lava di dalam kawah terus meninggi.

2. Suaka Margasatwa Okapi

Okapi, okapia johnstoni, Adult licking its Nose

Terletak di cekungan Sungai Kongo, Suaka Margasatwa Okapi adalah rumah bagi sekitar 5.000 dari 30 ribu okapi yang hidup di alam liar.

Suaka Margasatwa Okapi didirikan pada tahun 1992 dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1996. Mencakup sekitar 5.300 mil persegi hutan Ituri di timur laut Republik Demokratik Kongo, cagar ini membantu melindungi kehidupan tumbuhan dan hewan langka.

Cagar ini mengambil namanya dari okapi yang hidup di hutannya. Makhluk aneh ini terkenal dengan tanda mirip zebra di kaki mereka, tetapi silsilah DNA-nya lebih dekat dengan jerapah, oleh karena fauna ini memiliki nama lain: jerapah zebra.

Sekitar 30 ribu okapi bertahan hidup di alam liar saat ini, di mana 5.000 di antaranya hidup di cagar alam.

Bersama dengan penjaga hutan (ranger), penjaga hutan lainnya adalah para pemburu dari Suku Mbuti dan Efe. Keduanya adalah masyarakat yang berbadan kerdil, dengan pria biasanya mencapai tinggi 120 meter.

Seperti Taman Nasional Virunga di DRC, Okapi mengalami serangan oleh pemberontak dan pemburu liar.

3. Pusat Gorila Gunung Senkwekwe

A Congolese ranger gestures attends to an orphaned baby mountain gorilla at the Senkwekwe centre in Rumangabo in the Virunga National Park in the East of the Democratic Republic of Congo on September 10, 2016. AFP PHOTO/CHARLY KASEREKA (Photo by CHARLY KASEREKA / AFP)

Didirikan pada 2009, Pusat Gorila Gunung Senkwekwe di Taman Nasional Virunga, Kongo, adalah satu-satunya fasilitas di dunia yang secara khusus dibuat untuk merawat gorila gunung yatim piatu.

Meskipun upaya konservasi bersama selama 30 tahun terakhir telah membawa populasi gorila gunung liar dari 620 menjadi lebih dari 1.000 ekor, makhluk cantik ini masih menghadapi ancaman ekstrem di habitat alami mereka yang berada di perbatasan sarat konflik dan perburuan liar antara Republik Demokratik. Kongo, Rwanda, dan Burundi.

Sebagai bagian dari taman nasional tertua di Afrika, Senkwekwe Center didirikan pada tahun 2009 untuk merawat gorila gunung yatim piatu yang menjadi korban pemburu satwa liar saat masih bayi.

Baca juga: Keindahan Wisata Alam di Kaki Gunung Rinjani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *