PurnaWarta — Kurangnya olahraga dan bergerak kadang membuat seseorang mempunyai sakit dan nyeri dari daerah punggung hingga ke pinggang. Kali ini kita akan membahas apa saja pemicu nyeri punggung dan pinggang ini.
Dilansir dari CNNIndonesia, di era modern saat ini, gaya hidup tak sehat serta kurang gerak dan olahraga, menjadi keseharian anak muda. Akibatnya, ancaman penyakit daerah punggung hingga ke pinggang, atau disebut dengan istilah low back pain, tidak lagi menyasar lansia.
Tidak jarang, saat ini usia 30-40 tahun sudah mengeluh nyeri punggung dan pinggang. Keluhan nyeri pinggang dan leher akibat pekerjaan yang mana tentu menyebabkan absen karena sakit.
Dokter Spesialis Ortopedi dari Mayapada Hospital, Dr. Nicko Perdana Hardiansyah, SpOT(K)Spine, menyebutkan gejala tersebut kerap terjadi pada karyawan yang banyak duduk di depan komputer saja, atau mengangkat beban cukup berat dengan posisi yang salah.
Keluhan yang ditimbulkan juga bermacam-macam, seperti nyeri di pinggang, tidak bisa bergerak leluasa, otot tegang, pusing, hingga kesemutan.
“Low back pain sesuatu yang berbeda. Low back pain 80-90 persen terjadi otot dan ligamen,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (29/11).
Maka dari itu, dr. Nicko menegaskan, sebagai tenaga kesehatan, dirinya selalu berusaha memberikan edukasi kepada pasien bagaimana peregangan atau stretching yang baik. Idealnya, dr. Nicko memaparkan, setelah duduk 30 menit sebaiknya melakukan stretching.
“Boleh kombinasi ringan dengan gerakan sederhana atau berdiri. Begitu juga saat di mobil, ada cara peregangan yang benar,” imbuhnya.
Gejala Low Back Pain
Menurut dr. Nicko, gejala low back pain dan cara pengobatannya ditentukan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pasien. Hal ini dikarenakan keluhan setiap pasien tentunya berbeda.
Pasien dengan keluhan gejala ringan, akan menghilang dengan istirahat. Karena itu dalam pengobatan pun masing-masing pasien berbeda.
“80-90 persen itu akan sembuh dengan sendirinya. Tanpa intervensi aneh-aneh,” ucap dia.
Akan tetapi, pada beberapa kasus ada gejala yang menjadi alarm atau bendera merah (red flag). Misalnya nyeri punggung yang sudah mengganggu tidur.
Bisa juga terjadi penurunan kekuatan otot. Ataupun ada nyeri menjalar, hingga mengganggu pola berjalan.
“Pastikan keluhan Anda tak disertai gangguan terhadap buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), hingga gangguan seksual. Ketika itu terjadi, belum tentu bahaya tetapi ada something wrong,” imbau dr. Nicko.
Berikut ini adalah gejala low back pain yang sering ditemukan pada pasien:
Pegal-pegal di bagian pinggang bawah, nyeri lokal.
Biasanya diperberat aktivitas
Nyeri terasa berkurang saat istirahat. Rasa sakit dan tak nyaman saja.
Sementara itu, faktor risiko low back pain antara lain:
Usia,
Riwayat jatuh
Berat badan berlebih
Posisi dominan membungkuk
Terlalu sering mengangkat benda yang berat
Tatalaksana Terapi
Pasien datang ke dokter umumnya mengeluhkan nyeri di bagian pinggang dan punggung saat mengunjungi dokter. Setelah itu dokter akan melakukan asesmen, atau pemeriksaan apa saja faktor risiko dan pemicunya.
“Setelah dianalisis paling banyak ternyata karena pengaruh aktivitas di tempat kerja atau sering angkat berat,” jelas dr. Nicko.
Pertolongan pertama biasanya dokter memberikan obat-obatan ringan seperti pain killer, pelemas otot, hingga fisioterapi.
“Pada pasien-pasien berat, bisa dilakukan penyuntikan, radio frekuensi, hingga jalan terakhir adalah pembedahan, hanya sekitar 3-5 persen pasien,” jelasnya.
Pertolongan pertama pada pasien di rumah bisa juga menggunakan obat oles. Atau boleh juga mengonsumsi pereda nyeri, seperti paracetamol.
Faktor Lain Pemicu Low Back Pain
• Saraf kejepit
Perlu diketahui bahwa saraf di bagian belakang lebih rentan mengalami cedera. Oleh karena itu, Anda harus lebih berhati-hati karena risiko untuk terjadi bagian luar saraf yang robek, atau seperti rasa tertarik atau terjepit.
• Penyempitan tulang belakang
Spinal stenosis atau bisa juga disebut sebagai penyempitan tulang belakang adalah kondisi ketika tulang belakang menyempit. Tekanan pada sumsum tulang belakang, juga saraf di sekitarnya, bisa menyebabkan mati rasa, kram, serta sakit pinggang belakang.
• Abnormal spine
Abnormal spine atau lekukan tulang belakang yang tidak normal terdiri dari beberapa jenis, seperti skoliosis, kifosis, atau lordosis. Lengkungan tersebut bisa memberikan tekanan pada otot, tendon, ligamen, serta menyebabkan sakit pinggang belakang.
• Radang sendi
Peradangan pada area persendian tulang panggul biasanya diawali dengan robekan kecil. Dari kerusakan tersebut hingga menimbulkan rasa nyeri, butuh proses pergeseran tulang yang terjadi secara berulang kali.