Raja Bahrain dan Sultan Oman Absen di KTT Al-Ula, Artinya…

dewan kerjasama teluk persia

Purna Warta – Adalah surat kabar antar-kawasan Rai al-Youm yang menganalisa ketidakhadiran Sultan Oman dan Raja Bahrain dalam KTT atau konferensi tingkat tinggi Dewan Kerjasama Teluk Persia di al-Ula, Saudi.

Dikabarkan sebelumnya bahwa tim Emirat masih menjadi gonjang-ganjing siapa yang akan mengisi dan Mesir juga masih diragukan hadir.

Namun kabar terakhir melaporkan bahwa hanya Raja Bahrain dan Sultan Oman yang tidak hadir, sedangkan Mesir hadir di tengah konferensi diikuti pihak-pihak Amerika seperti Jared Kushner, Brian Hook dan Avi Berkowitz.

Bayangkan jika seandainya Bahrain, Emirat dan Mesir tidak hadir, maka resolusi hanya akan terjalin antara Riyadh dan Doha. Apapun itu, yang pasti ketidakhadiran Raja Bahrain dan Sultan Oman telah mengorek pertanyaan.

Menurut Rai al-Youm, mengutip dari beberapa sumber diplomatik di Teluk Persia dijelaskan bahwa absennya Raja Bahrain menunjukkan ketidakpuasan Manama dari metode perdamaian dengan Qatar.

“Bahrain lebih memilih untuk tidak ikut dalam konferensi di al-Ula itu,” jelas para diplomat tersebut dikutip Rai al-Youm.

Dalam pandangan Rai al-Youm, “Raja Bahrain adalah sekutu terdekat Arab Saudi di Dewan Kerjasama Teluk Persia. Dan absennya ini membuktikan adanya perbedaan yang sangat dalam yang bisa menciptakan blok baru dalam Dewan Kerjasama dan yang terpenting akan tercipta blok Saudi-Qatar yang dimulai dari konferensi al-Ula.”

Begitu pula dengan absennya Sultan Oman, Haitham bin Tariq, dalam analisa Rai al-Youm, menunjukkan bahwa Oman masih menjaga diri untuk tidak ikut campur dalam segala jenis perselisihan. Raja baru Oman membuktikan bahwa dirinya bergerak dalam koridor politik Sultan Qaboos.

Baca juga: Janji Dewan Kerjasama Teluk Persia dalam KTT di Al-Ula, Saudi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *