Pertama Kali, Intel Dalam Israel Kirim Sinyal Bahaya

Pertama Kali, Intel Dalam Israel Kirim Sinyal Bahaya

Tel Aviv, Purna Warta Di saat Israel akan mengarungi periode baru dengan mendepak Benjamin Netanyahu, intel dalam rezim Zionis, Shin Bet atau Shabak mencetak sebuah laporan, pertama dalam sejarah, tentang potensi konflik dalam negeri di wilayah Pendudukan.

Benjamin Netanyahu menghadapi final kepemimpinannya di atas kursi Perdana Menteri bersamaan dengan keberhasilan Yair Lapid menarik partai Arab, Joint List, dalam aliansi Kabinet rezim Zionis. Partai-partai partikel Kabinet menyetujui kepemimpinan bergantian antara Yair Lapid dan Naftali Bennett sebagai suksesor Netanyahu.

Baca Juga : Pasca Dihardik Hamas, Benny Gantz Minta Demo Bendera Israel Mundur

Sinyal peringatan Shin Bet disebar pasca pernyataan provokatif Benjamin Netanyahu yang menyebut pemerintahan kini sebagai pemerintahan bahaya cabang Kiri.

Dikutip dari Reuters, sebagian kelompok sayap Kanan sangat marah kepada Naftali Bennett yang notabene bagian dari mereka sebelumnya. Mereka menyerang Bennett di media sosial, bahkan mengucapkan kata kasar disertai ancaman.

Menyorot situasi panas inilah, Shin Bet meningkatkan tadbir keamanan darurat untuk Naftali Bennett. Tak hanya itu, penjagaan semua politikus pendukung cabang koalisi baru ini juga diperketat.

Masih berkaitan dengan marah kelompok sayap Kanan Israel, Reuters menyorot janji Bennett sebelumnya yang menegaskan sikap kontranya untuk bergabung dengan Yair Lapid ataupun Joint List, yang notabene moderat.

Nadav Argaman, Ketua Shin Bet, tanpa menyindir satu nama memperingatkan, “Akhir-akhir ini kami menyaksikan banyaknya hate speech dan provokasi di media-media sosial. Hate speech seperti ini berpotensi ditafsirkan oleh pihak ataupun kelompok tertentu bahwa mereka berizin memprovokasi dan ilegal, bahkan berpotensi menjatuhkan korban.”

Melihat situasi yang mungkin tak terkendali ini, Argaman menuntut para pemuka agama dan politik untuk lebih merasakan profesionalisme dan tanggung jawab serta menekan provokasi lebih rendah.

Reuters membandingkan peringatan bahaya dari Shin Bet ini dengan kasus teror Yitzhak Rabin, PM Israel periode 1995 yang berakhir pada resolusi damai dengan Organisasi Pembebasan Palestina.

Menurut analisa Reuters, sayap Kiri sudah lama menuding Benjamin Netanyahu, sebagai oposisi Rabin kala itu, berperan provokatif dalam teror ini. Sayap Kiri yakin bahwa karena permainan perasaan dan psikologis terjadilah teror terhadap PM Yitzhak oleh seorang mahasiswa ekstrim. Namun Benjamin Netanyahu keras menolak tuduhan sayap Kiri dan dirinya mengecam teror Yitzhak Rabin berkali-kali.

Sementara itu, Lapid dan Bennett keduanya berupaya membentuk Kabinet persatuan, menstabilkan perseteruan mendalam politik antar Zionis dan mengakhiri laknat antar sesama.

Baca Juga : Belfast Usir Dubes Israel dari Irlandia Utara

Survei terakhir chanel 12 televisi Israel menunjukkan bahwa 46% Zionis mendukung pemerintahan Yair Lapid dan Naftali Bennett. 37% menuntut Pemilu darurat dan 15% lainnya diam tanpa berpendapat.

Sebelumnya, chanel 7 televisi Zionis juga melaporkan ancaman pembunuhan yang diterima Naftali Bennett.

Di lain pihak, di Palestina Pendudukan, warga Yahudi juga belum mengurangi provokasinya terhadap warga Palestina 48 hingga mendapatkan ancaman dari Hamas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *