Perpanjangan Genjatan Senjata Yaman; Perundingan Yordania Buntu

Perpanjangan Genjatan Senjata Yaman perundingan Yordania Buntu

Purna Warta Karena perundingan dua delegasi Sanaa dan Dewan Pimpinan dukungan Saudi di Amman, Yordania tidak bergerak maju, para analis politik memprediksikan sulitnya mencapai kesepakatan untuk memperpanjang genjatan senjata di tengah situasi tak menentu.

Mayjen Yahya Abdullah al-Razami, Kepala komisi utusan Sanaa untuk perundingan di Yordania mengatakan bahwa selama perundingan, beberapa hal inovatif dipaparkan untuk menyelesaikan semua sumber krisis di Yaman secara keseluruhan dan secara khusus penduduk Taiz.

Baca Juga : Ini Alasan Iran Sita Dua Kapal Tanker Yunani

Dalam laporan al-Masirah dituliskan bahwa Mayjen Yahya menambahkan, “Kami telah memaparkan ide lain untuk membuka jalan di Ma’rib dan ad-Dali’ demi mengurangi penderitaan penduduk provinsi ini yang telah menderita memikul krisis karena invasi koalisi Saudi.

Selain itu, delegasi dari Sanaa juga menantikan persetujuan pihak lawan untuk membuka jalan ini di tahap pertama. “Kami ingin mereka membuktikan ketulusan dan benar-benar ingin mengerjakan satu hal baik, mengurangi derita penduduk Taiz dan provinsi lainnya,” jelasnya.

Namun sangat disayangkan sekali, menurut pengakuan Mayjen Yahya, bahwa pihak lawan melanggar secara brutal isi genjatan senjata yang telah diinovasikan untuk membuka jalan di Taiz dan daerah lainnya.

“Pembukaan jalan hanya dilakukan terbatas,” sindirnya.

Baca Juga : Demonstrasi Bendera, Apakah Satu Deklrasi Perang di Hari Minggu?

Menurut penjelasan Mayjen al-Razami, delegasi Dewan Pimpinan Yaman terpecah.

“Tidak ada kepemimpinan dan tidak memiliki hak memutuskan. Hal inilah yang menjadi faktor pengunduran jadwal dan keraguan dalam memanfaatkan kesempatan dan menerima ide yang sangat rasional nan adil untuk membuka jalan di Taiz, ad-Dali’, Ma’rib dan al-Bayda’,” jelasnya.

Meski demikian, Kepala delegasi Sanaa masih berharap karena kesadaran yang dimiliki pihak lawan akan tanggung jawab kemanusiaan terhadap bangsa Yaman yang menderita karena invasi tak sebanding.

Sementara al-Mayadeen melaporkan bahwa Hussein al-Ezzi, Menlu Pemerintahan Penyelamatan Nasional Sanaa menyatakan, “Delegasi perundingan pemerintah Mansur Hadi tidak siap bekerjasama. Mereka hanya menekankan pembukaan jalan Taiz.”

Baca Juga : Ketika Normalisasi Masuk Dalam Agenda Visi 2030 Saudi

“Mereka tidak siap membuka semua jalan tertutup yang telah menjadi sebab krisis. Selama perundingan, mereka selalu mengajukan tuntutan tak rasional dan tidak berkaitan jelas dengan tema jalsah,” tambahnya menyayangkan sikap delegasi Dewan.

Dalam beberapa hari, perundingan terus berlangsung. Pembahasan berkisar mengenai pembukaan jalan kota Taiz. Meskipun gencatan senjata akan berlangsung dua bulan, namun perpanjangannya sangatlah sulit disepakati karena situasi tak menentu.

Wakil PBB untuk Yaman telah mengirim surat permohonan perpanjangan gencatan senjata kepada dua belah pihak. Akan tetapi pelanggaran tahap pertama telah menjadi bukti serius akan sulitnya perpanjangan ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *