Pengakuan Negara Palestina oleh Barat Dianggap Sebagai Dalih Politik untuk Tidak Bertindak

Purna Warta – Pemerintah-pemerintah Barat sedang bergerak menuju pengakuan negara Palestina, tetapi para analis dan pengunjuk rasa mengatakan bahwa gestur simbolis semacam itu tidak akan menghentikan serangan Israel di Gaza, tempat puluhan ribu orang telah tewas.

Baca juga: Hamas Sambut Baik Pengakuan Negara Palestina oleh Inggris, Kanada dan Australia

Mohamad Elmasry, seorang profesor di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengatakan bahwa para pemimpin Barat bertindak di bawah tekanan agar “terlihat melakukan sesuatu” sambil menghindari langkah-langkah yang secara langsung akan menantang Israel.

“Ini adalah cara mereka untuk mengatakan bahwa mereka telah melakukan sesuatu tanpa benar-benar mengambil tindakan substantif,” ujarnya kepada Al Jazeera.

Elmasry berpendapat bahwa kekuatan Barat dapat mengenakan biaya nyata kepada Israel dengan menutup wilayah udara, memutus hubungan ekonomi dan diplomatik, atau mendorong pasukan penjaga perdamaian dan zona larangan terbang.

“Ada berbagai hal yang bisa mereka lakukan yang akan merugikan Israel dan memaksa … genosida berakhir,” ujarnya.

Ia mempertanyakan mengapa pengakuan dianggap menentukan padahal lebih dari 140 negara telah mengakui Palestina, tanpa dampak nyata di lapangan.

“Israel pada dasarnya telah membuat kemungkinan berdirinya negara Palestina menjadi mustahil,” tambah Elmasry.

Wakil Perdana Menteri Inggris, David Lammy, mengakui bahwa pengakuan tidak akan menciptakan negara Palestina “dalam semalam”, melainkan membingkainya sebagai langkah untuk mempertahankan solusi dua negara.

“Setiap langkah untuk mengakuinya adalah karena kami ingin menjaga prospek solusi dua negara tetap hidup,” ujar Lammy kepada Sky News.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer diperkirakan akan mengumumkan pengakuan secara resmi, dan Portugal juga mengonfirmasi niatnya untuk menyusul.

Starmer sebelumnya mengaitkan pengakuan dengan komitmen Israel untuk gencatan senjata dan negosiasi — syarat-syarat yang diabaikan Israel.

Laporan menunjukkan bahwa Prancis, Kanada, dan Malta mungkin juga akan bergerak menuju pengakuan dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Pemerintahan Trump Batalkan Laporan Kelaparan Tahunan AS

Sementara itu, protes global semakin intensif.

Di kota pelabuhan Tangier, Maroko, ribuan orang berbaris dalam solidaritas dengan Gaza, mengibarkan bendera Palestina dan Maroko, serta meneriakkan yel-yel menentang genosida Israel.

Di Mexico City, para demonstran juga berunjuk rasa untuk mendukung Palestina.

Para aktivis menyoroti Global Sumud Flotilla, sebuah upaya internasional untuk mematahkan blokade Israel di Gaza, karena perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 65.283 orang dan melukai 166.575 orang sejak Oktober 2023, menurut otoritas setempat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *