Purna Warta – Direktur Studi Barat Asia dan Afrika di Isntitut Analisis Internasional Shanghai memuji politik luar negeri pemerintahan Presiden Iran, Ebrahim Raeisi, yang memendam potensi peredaman situasi dan koordinasi lebih baik.
Li Weijian, Direktur Studi Barat Asia dan Afrika di Institute Analisis Internasional Shanghai, kepada Global Times, 30/11, menjelaskan kebijakan pemerintah Raeisi yang menurunkan tensi dengan negara tetangga, lalu menguatkan kerja sama dengan Rusia dan China.
Baca Juga : AS Janji Cegah Invasi Rusia ke Ukraina
“Membangun situasi lebih baik di Kawasan dan internasional telah memberikan Iran kesempatan manajemen situasi yang lebih ramah,” jelasnya.
Analis berdarah China tersebut menambahkan kepada Global Times bahwa Donald Trump, mantan Presiden AS, bukan hanya menciptakan kerusuhan dalam perjanjian nuklir Iran, “Tetapi politik partainya juga menanam polarisasi. Seandainyapun Biden ingin melangkah, sangatlah sulit baginya.”
Dalam analisisnya ini, Global Times juga mengutip pernyataan diplomat senior China tentang perundingan penonaktifan sanksi AS di Wina.
Baca Juga : Ali Bagheri: Draf Iran Dalam Pembicaraan Wina Berdasar Pada Prinsip – Prinsip Bersama
Wang Qun, Wakil China dalam perundingan Wina, menyatakan, “Pembicaraan dan perundingan adalah satu-satunya jalan benar dalam masalah nuklir Iran dan Amerika harus mengangkat semua sanksi ilegal kepada Iran dan kepada pihak ketiga, termasuk China.”
Senin, 29/11, sore perundingan nuklir Iran dan Negara 4+1 dimulai di Wina, Austria. Di sela konferensi, Ali Bagheri, Wakil Menlu Iran, mengadakan pertemuan dengan Enrique Mora, Wakil Pejabat Politik Luar Negeri Uni Eropa, di hotel Palais Coburg.
Delegasi Iran menerangkan beberapa poin tuntutan termasuk pengangkatan sanksi tak manusiawi Amerika terhadap Iran dan menekankan masalah sanksi sebagai masalah utama pertemuan.
Baca Juga : Tentara Yaman Tembak Jatuh Pesawat Mata-Mata Koalisi Agresor di Langit Ma’rib
Tim Tehran mengajukan bukti setia pemerintahan Raeisi atas perjanjian dengan realisasi resolusi dan menegaskan ambisi Tehran untuk mencapai hasil adil demi kepentingan legal Iran.
Pada hari Rabu, 1/12, Wakil Menlu sekaligus Kepala tim perundingan Iran dan Negara 4+1 juga menjadwalkan pertemuan bilateral dengan Enrique Mora, Wakil Pejabat Politik Luar Negeri Uni Eropa yang sekaligus menjabat sebagai Koordinator Komisi Bersama JCPOA.