Purna Warta – Mereka yang percaya dan mendukung ‘Solusi Dua Negara’ sebagai bentuk penyelesaian konflik Palestina seyogyanya perlu meninjau kembali dan berpikir ulang. Karena secara status saja, Israel dulunya bukan sebuah negara, saat ini bukan sebuah negara dan tidak akan pernah menjadi sebuah negara.
Ilusi ‘Solusi Dua Negara’
Meyakini solusi dua negara itu sama seperti ketika ada orang merampok rumah kalian, membunuh anak-anak kalian lalu mengatakan “Saya siap berdamai dengan anda. Bagaimana jika kita bagi rumah ini jadi dua. Setengah untuk saya, setengah untuk anda.” Ya, beginilah solusi dua negara jika diilustrasikan secara sederhana. Konyol bukan?
Baca Juga : Yaman Targetkan Kapal Inggris di Laut Merah
Dan jika para perampok rumah saya dan istri mereka melahirkan di rumah saya, tidak serta merta berarti rumah ini milik bayi yang baru lahir tersebut. Mereka yang lahir secara tidak sah di tanah curian ini sama sekali tidak berhak atas tanah itu dan harus angkat kaki.
Akal yang sehat dan ajaran agama manapun pasti menolak kepemilikan orang yang mengambil tanah tanpa izin dan membangun di atasnya. Solusinya? Bangunannya harus dihancurkan dan tanahnya harus dikembalikan ke pemiliknya yang sebenarnya. Seluruh garis keturunan anak-cucu dari yang melakukan kesalahan tersebut harus disadarkan bahwa mereka sama sekali tidak memiliki hak apapun atas tanah tersebut.
Jadi sama saja mau berapapun juga pemukim ilegal zionis yang lahir di Palestina mereka tidak berhak berada disana, tak peduli berapa banyak bangunan yang telah mereka bangun tidak sepetakpun tanah disana serta merta menjadi hak milik rezim pendudukan Zionis.
Jadi ketika mereka berusaha mengatakan bahwa Hamas adalah teroris karena membunuh ‘warga sipil Israel’ mereka harus tahu bahwa tidak ada warga sipil di Israel, mau mereka bersenjata ataupun tidak. Tidak seorang pun dari pemukim zionis berhak untuk tinggal di Palestina. Jika kalian mendobrak masuk ke rumah saya, saya tidak peduli jika kalian menyebut diri kalian tentara atau warga sipil, kalian harus angkat kaki atau jangan salahkan saya jika saya melawan dan angkat senjata.
Kerajaan Inggris tidak punya hak untuk menyerahkan bumi Palestina kepada orang-orang Zionis pendatang. Bayangkan saja jika negara lain, katakanlah Afrika Selatan, menyerahkan tanah Inggris kepada orang-orang Arab. Apa kalian terima? Dunia sudah bukan lagi bersistem feodal dan imperial dimana orang yang tertindas hanya harus tunduk. Sekarang, mereka yang tertindas akan membela diri dan memperjuangkan kebebasannya.
Baca Juga : Uni Eropa Mengirim Dana Bantuan 50 Milyar Euro ke Ukraina
Lalu siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober? Benjamin Netanyahu. Ya, kalian tidak salah baca. Perdana Menteri kriminal itulah yang sebenarnya membahayakan nyawa masyarakatnya sendiri. Manuver provokatif administrasi Netanyahu yang disetir oleh koalisinya yang berisi ekstrimis zionis telah bertindak melampaui batas dan menginjak-injak kesepakatan internasional dengan melanggar Yerusalem Timur serta menggalakkan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat.
Jika AS, Inggris, Eropa dan segala negara Barat benar-benar peduli terhadap mereka, maka seharusnya mereka mengeluarkan orang-orang Israel dari tanah Palestina. Beri mereka tanah di California, Quebec, Berlin atau Peterborough. Inilah solusi dua negara yang bisa kita terima. Tapi mereka tidak akan suka dengan ide ini, bukankah begitu?
Islam dan Perlawanan Terhadap Penindasan
Al-Quran telah memperingatkan kita: “Ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil) ‘janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi’ mereka berkata ‘sesungguhnya kami tidak lain adalah orang-orang yang menciptakan kedamaian'” (Al-Baqarah ayat 11). Bahasa mereka saja penuh dengan istilah ‘kedamaian’. Padahal mereka adalah makhluk paling kejam yang kerjaannya adalah pertumpahan darah, penganiayaan dan penindasan. Mereka harus tahu bahwa selama tidak ada keadilan, tidak akan ada yang namanya perdamaian.
Prinsip dalam Islam itu sangat sederhana: لا تظلموا و لا تظلموا. Jangan menindas dan jangan mentolerir penindasan. Kita tidak boleh menindas dan mendzalimi orang lain dan pada saat yang sama kita tidak boleh membiarkan diri kita ditindas, didzalimi dan digempur. Tidak ada bangsa yang ditindas melebihi bangsa Palestina dan mereka sangat-sangat berhak untuk membela diri.
Mereka berupaya mengubah isu (penjajahan) ini menjadi isu muslim versus non-muslim. Mereka berusaha mencerai-beraikan kita supaya dapat menguasai kita. Mereka harus tahu bahwa diluar sana tak terhitung jumlahnya orang-orang Kristen, Yahudi dan dari berbagai keyakinan lain yang mati-matian membela Palestina. Mereka semua adalah kawan-kawan kita. Karena saat ini dunia telah terbagi menjadi dua kubu: kubu para penindas dan kubu orang-orang yang tertindas.
Setiap orang yang haknya terinjak-injak oleh korporasi-korporasi rakus. Setiap komunitas yang dikucilkan, terpinggirkan dan ditindas oleh Barat. Setiap bangsa yang ditindas oleh brutalitas Amerika. Mereka semua berada dalam satu kubu. Sedangkan kubu yang satunya terdiri dari armada pengecut, bully, narsis, satanis, psikopat dan sok kuat yang berusaha menguasai seluruh dunia.
Baca Juga : Teheran Desak Washington Hentikan Bahasa Ancaman Susul Kematian 3 Tentara AS
Satu-satunya bahasa yang mereka pahami adalah bahasa power. Karena itu setiap orang-orang yang tertindas mereka harus belajar untuk melawan balik seperti yang dilakukan pejuang Palestina agar mereka dapat bebas. Seperti bangsa Iran yang melawan balik dan menggulingkan Rajanya pada tahun 1979. Seperti saat bangsa Iran melawan invasi Saddam Husein selama 8 tahun. Seperti bangsa Yaman yang melawan rezim Arab Saudi untuk merebut kembali kebebasannya. Hanya pada saat itulah musuh-musuh akan belajar untuk menghormati kalian.
Satu-satunya saat dimana mereka tidak akan melawan kita adalah disaat mereka tidak mampu melawan kita. Itulah kenapa Israel sangat berang ketika komunitas internasional memboikot mereka. Terdapat sekitar 1.8 milyar muslim di dunia. Artinya hampir 1 dari setiap 5 orang di dunia adalah seorang muslim. Namun dunia Barat tidak menghormati muslim dan tidak juga menghormati Islam
Mereka terus-terusan menyerang tanah kita, membantai perempuan dan anak-anak kita, menyebut kita teroris, menyebarkan propaganda islamophobia dan memperlakukan kita tidak secara tidak manusiawi. Mereka akan terus menciptakan, mendanai dan mempersenjatai kelompok-kelompok teroris seperti ISIS di wilayah kita. Sedang di wilayah mereka, mereka akan terus melarang hijab, membakar Al-Quran, mencetak buku Ayat-Ayat Setan, menggambar karikatur cabul untuk menghina kita dan membuat kita kecil hati. Mereka akan terus menjatuhkan sanksi kita dan menggambarkan kita layaknya orang-orang barbar, terbelakang dan bodoh.
Runtuhnya zionis dan amerika serta terbebasnya Palestina akan menjadi awal masa depan yang gemilang. Bukan hanya untuk orang-orang muslim, tapi juga untuk seluruh dunia. Sebagaimana yang telah dijanjikan dalam Alkitab: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena merekalah akan mewarisi bumi” – Matius 5:5.
Jika kalian meragukan janji tersebut maka ketahuilah bahwa Allah telah menegaskannya dalam Al-Quran: “Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh” – Al-Anbiya’:105.
Ketika orang-orang yang saleh merebut kembali hak mereka dan memegang tampuk kekuasaan, dunia akan dipenuhi oleh kebijaksanaan, kebaikan dan keadilan. Dunia yang terbebas dari perbudakan ekonomi kejam lintah darat Amerika. Dunia yang terbebas dari pertumpahan darat, penyakit buatan, perang biologis dan psikologis, ideologi penyimpangan seksual yang terlaknat, pelecehan dan objektifikasi wanita. Semua ini akan ditinggalkan dan dibuang ke tempat sampah sejarah.
Baca Juga : Mendukung Palestina Tapi Tidak Mendukung Perlawanannya? Bijak atau…?! (Part 1)
Operasi badai Al-Aqsa bukan sekedar peristiwa politik. Runtuhnya rezim Zionis dan pembebasan Palestina adalah katalis perubahan besar-besaran di dunia. Bukan hanya dari segi geopolitik. Tapi juga segi pemikiran dan emosi siapapun di seluruh dunia. Peristiwa ini akan mempengaruhi semua orang dimanapun kalian berada. Runtuhnya rezim Zionis Israel adalah sebuah kepastian. Cepat atau lambat, hal ini pasti akan terjadi dan akan memulai babak baru tatanan dunia internasional.