Emmanuel Macron di Teluk Persia; Prancis Menuju Pasar Iran

Emmanuel Macron di Teluk Persia; Prancis Menuju Pasar Iran

Purna Warta – Emmanuel Macron, Presiden Prancis, Jumat (3/12) kemarin membuka jadwal kunjungan ke negara-negara Arab Teluk Persia, Emirat, Qatar dan Arab Saudi. Istana Elysee dalam pernyataannya hari Selasa, 30/11, mengungkap perjanjian yang akan ditandatangani di kunjungan diplomatis ini.

Kamis, 2/12, al-Jazeera mengupas rencana kunjungan Presiden Emmanuel Macron di potongan waktu dan situasi Kawasan sekarang ini dan menulis, “Dalam kunjungan ke negara-negara Arab Teluk Persia, Presiden Macron akan ditemani oleh Menlu Jean-Yves Le Drian, Menhan Florence Parly, Menko Bruno Le Maire bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Budaya Prancis.”

Baca Juga : Pasukan Yaman Berhasil Halau Serangan Koalisi Agresor Saudi

Program Kunjungan Emmanuel Macron

Meskipun pernyataan Istana Elysee sangatlah pendek dan tidak berisi detail perjanjian yang akan disepakati, akan tetapi beberapa analis meyakini bahwa krisis Lebanon dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia, nuklir Iran, harga emas hitam dunia, perang Yaman, Pemilu Libya, situasi Palestina dan hubungan Saudi-Iran akan menjadi perbincangan hangat beberapa pihak tersebut.

Media asal Qatar ini menambahkan bahwa pendekatan analis dalam hal ini berbeda-beda. Sebagian meyakini tujuan kunjungan Macron dilakukan berdasarkan upaya mengentalkan eksistensi politik, diplomatik dan strategis. Dan sebagian lainnya memprediksikan bahwa target kunjungan adalah menguatkan serta mengembangkan hubungan ekonomi dengan negara-negara Timteng.

prancis
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman bersalaman dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron

Operasi Wajah Prancis

Jean Bernard Piron, pakar strategi hubungan internasional, yakin bahwa dalam kunjungan ini, Macron akan berupaya memantapkan hegemoni internasional dan Kawasan Paris di regional Timteng.

“Paris selalu menjadi kekuatan penyeimbang di dunia internasional,” tekannya.

“Macron berusaha memperbaiki wajah Prancis dari segi perdagangan, ekonomi dan menjalankan peran dalam kepentingan bersama antara Paris dan negara-negara Kawasan,” tambahnya.

Baca Juga : Pakar Asia: Pemerintahan Raeisi Redam Situasi Panas Timteng

Untuk kesekian kalinya, menurut analisis Jean Bernard, Prancis akan mengentalkan warna politiknya di Timur Tengah, mengisi tempat yang disebut kosong untuk negara pesaing seperti Iran serta berperan secara politis dalam konflik Kawasan.

Analis berdarah Prancis tersebut menjelaskan contoh konflik yang bisa diisi oleh Paris, seperti krisis Lebanon-Saudi dan memprediksikan, “Tidak diragukan lagi bahwa dalam kunjungan ini, program nuklir Iran, perundingan terbaru di Wina dan sanksi Amerika versus Iran juga akan dibahas.”

prancis
Menhan Prancis, Florence Parly dan Presiden Emmanuel Macron (kanan)

“Keberangkatan Menhan Florence Parly bersama Presiden Macron ini membuktikan urgenitas masalah keamanan dan militer,” kupas Jean Bernard.

Bahkan Pakar yang pernah menjadi Direktur Asosiasi Afrika dan Timur Tengah Agen Pembangunan Prancis tersebut juga menambahkan bahwa para petinggi Paris akan berusaha merajut kerja sama bidang penjualan senjata, pesawat tempur Rafale dan peralatan canggih militer kepada negara yang ingin memperkuat militernya dalam perang Yaman, Arab Saudi.

Baca Juga : Shulgin Kutuk AS yang Terus Kobarkan Histeria Anti-Rusia dan Anti-Suriah

Ada pula indikasi kecil perdagangan dengan Emirat, meskipun Amerika sedang bersaing berat mengisi pasar UEA.

prancis
Foto kedekatan mantan PM Lebanon, Saad Hariri dengan Presiden Emmanuel Macron (kiri)

Krisis Lebanon

Mengenai peran yang ingin dimainkan oleh Paris dalam krisis Lebanon, Jean Bernard menjelaskan, “Pasca putusnya bantuan Saudi ke Lebanon, situasi ekonomi Beirut merosot. Ancaman ekonomi, politik dan negara tetangga versus Lebanon menjadi nyata. Karena Lebanon memiliki kedudukan penting dalam diplomasi Prancis, maka Macron dan Paris tidak memiliki pilihan lain selain mengupayakan pemulangan Lebanon ke kancah Arab dan dunia. Hal ini dipastikan akan mudah berjalan dengan menyelesaikan krisis Beirut-Riyadh. Saya kira Presiden Macron akan menekan dan menggunakan kekuatan hubungannya dengan Saudi secara penuh demi pemecahan masalah ini.”

Baca Juga : Kejahatan Saudi terhadap Yaman dengan Senjata Amerika

Program Ekonomi

Daniel Melhem, Pakar ekonomi asal Lebanon, dalam hal ini mengingatkan bahwa Paris sepanjang sejarahnya selalu mengeksploitasi hubungan politik dan kenegaraannya untuk eksis secara ekonomi dan strategis di kawasan Teluk Persia.

“Dan hari ini, juga diupayakan demikian,” tegasnya.

prancis
Presiden Emmanuel Macron dan Mohammed bin Zayed, Putra Mahkota Emirat (kanan)

Kepada al-Jazeera Melhem menjelaskan, “Secara praktis, Prancis ingin membuka pintu perdagangan dan ekonomi baru di Teluk Persia. Khususnya di saat ini, yaitu di saat mereka memiliki relasi kuat dengan Abu Dhabi. Mereka akan berupaya membangun satu ruang untuk dirinya di Kawasan.”

“Sepanjang sejarah, negara-negara Teluk Persia memiliki dua sekutu utama, yaitu Amerika dan Inggris, di mana dalam beberapa tahun terakhir, China mencoba masuk dengan investasi besar di regional ini,” hematnya.

Pakar berdarah Lebanon tersebut juga menekankan, “Sebenarnya Prancis tidak memiliki banyak fasilitas sebagaimana yang dimiliki Amerika dan China. Tetapi Paris terus berusaha untuk mengganti kerugian yang dideritanya di wilayah lain melalui kerja sama perdagangan istimewanya dengan Uni Emirat Arab. Di mana hal ini terlihat jelas dalam partisipasi para perusahaan Paris dalam Expo Dubai.”

“Keuntungan ekonomi yang ingin diraih Prancis akan terpenuhi dengan penjualan teknologi transportasi dan upaya melunasi kerugian via kerja sama perdagangan senjata, jet tempur Rafale, kapal selam dan fregat (kapal perang) buatan Paris, meskipun Amerika tidak akan membiarkan transisi teknologi ini,” jelasnya kepada al-Jazeera.

Baca Juga : AS Janji Cegah Invasi Rusia ke Ukraina

Mata Prancis Tertuju ke Pasar Iran

Melhem menyatakan, “Satu lagi masalah yang tidak diungkap dalam kunjungan ini adalah upaya Paris memasuki pasar Iran setelah perundingan nuklir Wina dan program masa depannya melalui pasar Emirat. Abu Dhabi memiliki hubungan baik dengan Tehran.”

“Saya melihat pendahuluan dari proyek ini, dan itu adalah partisipasi 425 perusahaan Prancis di Expo Dubai,” jelasnya meyakinkan.

Partisipasi perusahaan-perusahaan ini, menurut pandangan Melhem, mempertontonkan relasi masa depan strategis Prancis dengan negara-negara Teluk Persia.

Baca Juga : Ali Bagheri: Draf Iran Dalam Pembicaraan Wina Berdasar Pada Prinsip – Prinsip Bersama

Dan di akhir, Analis berdarah Lebanon tersebut menjelaskan, “Meskipun Amerika dan Inggris menguasai pasar senjata Kawasan, Macron tetap berusaha menjalin kesepakatan dengan negara-negara Teluk Persia dalam bidang teknologi transportasi seperti pengembangan kereta cepat dan juga proyek-poryek energi bersih, seperti energi angin dan matahari.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *