Purna Warta – Sabtu pagi (17/9), Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah, menyampaikan pidato bertepatan dengan hari Arbain keshahidan Imam Husein as. Menurut analis Rai al-Youm, orasi ini sangatlah berbeda dengan orasi-orasi sebelumnya.
Ada rasa kemarahan besar, yang menurut Abdel Bari atwan, yang berusaha disembunyikan oleh sang Sekjen Muqawamah Lebanon.
Baca Juga : Apa Itu Peristiwa Sabra dan Shatila yang Disindir Sekjen Hizbullah di Pidatonya
Kesabaran yang hampir habis adalah perihal lainnya yang diungkap Analis kondang dunia Arab sekaligus Editor surat kabar Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan, ini, selain pula kalimat tegas dan menusuk yang ditujukan kepada pihak-pihak dalam Beirut, Kawasan hingga tingkat internasional.
“Saya pribadi selalu mengikuti pidato Sayid Hasan Nasrullah sebagai seorang Jurnalis, Analis politik dan sebagai seorang warga Arab pemerhati masalah bangsa dan meyakini Muqawamah sebagai opsi paling pendek untuk merebut kembali hak-hak yang telah dicuri. Sayid Hasan Nasrullah dalam pidato di kesempatan ini sering mengeratkan giginya sampai Saya merasa dia dalam situasi deklarasi perang, mengupayakan pembebasan daerah sumur Migas Lebanon dan membakar api perang Kawasan, sebagaimana yang Kami lihat tanda-tandanya di lebih dari satu wilayah di Lebanon, Palestina, Yaman, Irak, Suriah dan Iran. Sinyal-sinyal ini semakin keras,” tegasnya.
Baca Juga : Mahsa Amini, Kematian Gadis Iran yang Dimanfaatkan Kontra Revolusi + Video
Orasi ini, menurut pengamatan Abdel Bari, berbeda dengan yang biasa diselenggarakan pada malam hari, ini di pagi hari dan memiliki beberapa titik penting.
- Kebijakan Israel mengeksploitasi sumur Migas Karis adalah garis merah. Selama Lebanon belum mengambil haknya, eksploitasi ini tidak akan dibiarkan. Mungkin pernyataan Nasrullah, “Mata dan rudal kami tertuju ke medan ini sekarang,” mengisyaratkan masalah ini. Ini merupakan satu pengumuman akan situasi darurat dan kesiapan penuh untuk menghadapi segala kemungkinan.
- Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, menegaskan, “Kami telah memberikan kesempatan kepada pemerintah Beirut untuk meneruskan perundingan dan kami telah menjaga ketenangan, bahkan kami menghentikan semua ancaman karena alasan mereka yang tidak akan membantu perundingan.”
- Deklarasi pemisahan Hizbullah dari antek-antek AS-Israel serta ancaman dan penegasan yang sangat jelas. Sekjen Hizbullah menekankan, “Lebanon kami tidak seperti Lebanon Kalian. Alhamdulillah Kami tidak seperti Kalian. Pembunuhan yang Kalian lakukan menunjukkan identitas berdarah Lebanon Kalian. Kalian telah memperlihatkan budaya kematian yang Kalian Yakini dengan apa yang Kalian lakukan di Sabra dan Shatila, itulah (ideologi) Kalian, bukan kami. Kami meyakini budaya hidup beriman. Selatan Lebanon telah kami bebaskan tanpa satupun membunuh seekor ayam.”
- “pembantaian di Sabra dan Shatila bukan hanya melawan Palestina, tetapi juga Lebanon. Dalam peristiwa berdarah tersebut ada 1900 warga Lebanon dan 3500 warga Palestina yang terbunuh. Dan hingga kini masih ada sekitar 500 orang Lebanon yang belum ditemukan. Para pelaku pembantaian lari dari hukum, jadi bukankah sudah waktunya bagi para pelaku menanggung tindak kejahatannya?
- Sekjen Hizbullah Sayid Hasan Nasrullah tegas mengecam dunia Arab dan media mereka. dan mungkin, menurut analisa Abdel Bari Atwan, ini adalah pertama kalinya. Dalilnya adalah tidak ada satupun media dunia Arab yang meliput dan melaporkan 20 juta peziarah peringatan Arbain Huseini di Najaf dan Karbala di bawah jamuan kedermawanan warga Irak.
- Dalam kesempatan ini, Sayid Hasan Nasrullah memuji langkah Hamas yang berdamai dengan Suriah. Beliau juga mengecam agresi Israel dan menegaskan persatuan semua poros Muqawamah.
- Sekjen Hizbullah memperingatkan pemerintah Lebanon untuk tidak percaya kepada janji-janji Amerika Serikat, karena Washington tidak pernah menghormati resolusi dan meminta semua penduduk Lebanon dan Palestina untuk tidak mendukung pembantaian di Sabra dan Shatila. Peringatan ini diungkapkan pasca banyaknya berita mengenai janji AS dalam perundingan pemetaan perbatasan maritim Lebanon-Israel.
- Sayid Hasan Nasrullah mengungkap kesempatan bersejarah yang tidak akan ada lagi di hadapan mata Arab dan Lebanon untuk merebut kembali kekayaan minyak dan mengeksploitasinya demi memulangkan hak dan menyelesaikan krisis. Mungkin, dalam prediksi Abdel Abri Atwan, hal ini merujuk pada krisis Barat karena perang Ukraina dan perselisihan besar antar Eropa dan Eropa versus Amerika.
“Dengan memperhatikan hal ini, mungkin ini adalah pidato terakhir sebelum deklarasi perang Sekjen Hizbullah jika tidak terjalin jalan damai. Nihilnya persetujuan Sayid Hasan Nasrullah terkait perundingan antara Lebanon dan Israel dengan mediasi Amos Hochstein sangat terlihat dalam kesempatan ini. Orasi ini juga membuktikan pemahaman sempurna Sayid Hasan Nasrullah akan niat AS-Israel yang ingin mengulur waktu dan berupaya lari dari segala bentuk kesepakatan dan pemberian poin (kepada Lebanon),” yakin Abdel Bari Atwan, Editor Rai al-Youm.
Baca Juga : Opsi-Opsi Sayid Muqtada Sadr Hari Ini
Di akhir, Analis kondang Arab ini menambahkan, “Jemari Sayid Hasan Nasrullah berada di atas tombol merah rudal dan menunjuk lampu hijau penerbangan skuadron pesawat tanpa awak. Pertanyaannya adalah sampai kapan jemari ini di atas tombol merah? Apakah anggur Karis akan segera membaik, kapan? Bukankah sudah waktunya untuk bersih-bersih karena penundaan tak jelas dan politik mengulur waktu? Kami menanti pidato Sayid Hasan Nasrullah selanjutnya yang mungkin akan menjawab semua pertanyaan ini. Kami berharap menunggu tidak akan lama.”