Tehran, Purna Warta – Bereaksi terhadap laporan tentang suasana baru AS terhadap Iran, Zarif menyarankan Washington untuk mengatasi situasi tersebut sebelum menyalahkan orang lain, mengutip laporan tentang peran AS dalam pembunuhan presiden Haiti dan upaya serupa terhadap presiden Venezuela.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran bereaksi dalam sebuah halaman twitter-nya atas tuduhan AS baru-baru ini terhadap Iran.
“Orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan AS sedang merencanakan untuk membunuh para pemimpin di Venezuela dan Haiti di tanah AS, sementara pemerintah AS secara aktif melakukan hubungan kriminal dengan para terdakwa, mereka menuduh pihak lain telah melakukan operasi penculikan yang jelas hal ini sangat konyol dan kekanak-kanakan,” kata Zarif, merujuk pada keterlibatan AS dalam pembunuhan presiden Haiti dan upaya serupa dalam usaha melawan presiden Venezuela.
Pada akhirnya, ia menekankan: Sebelum menuduh pihak lain, atasi situasi Anda sendiri.
Departemen Kehakiman AS baru-baru ini mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa FBI telah menggagalkan upaya Republik Islam Iran dalam penculikan seorang aktivis di tanah AS. Tehran menyebut klaim Washington sebagai sesuatu yang konyol dan menggambarkannya sebagai bagian dari upaya Washington untuk membangkitkan lagi usaha AS yang telah gagal dalam menangani Iran.
Menyusul tuduhan itu, pejabat pemerintah AS meluncurkan serangkaian tuduhan yang tidak berdasar.
Dakwaan itu muncul ketika Pentagon pada hari Kamis (15/7) mengakui bahwa sejumlah pelaku yang berasal dari Kolombia dalam peristiwa pembunuhan presiden Haiti telah dilatih di Amerika Serikat dan beberapa orang Amerika Serikat telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan itu.
Jorge Rodriguez, ketua Majelis Nasional Venezuela, mengatakan di Caracas pada hari Selasa (13/7) bahwa perusahaan keamanan CTO yang berbasis di AS terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Juvenal Moyes dan juga mereka terlibat dalam komplotan perlawanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada tahun 2018.
Menjelang pembunuhan presiden Haiti, Nicolas Maduro dengan mengutip kunjungan direktur CIA dan seorang pejabat senior militer AS ke Kolombia dan Brasil mengumumkan bahwa Washington memiliki rencana untuk membunuh para pemimpin Caracas, begitu juga CIA dan militernya berencana untuk membunuhnya.
Pada tahun 2019, Maduro pernah mengumumkan rencana Presiden AS saat itu Trump dan tekanannya pada Kolombia untuk membunuhnya dan menggulingkan pemerintah Venezuela. “Tidak ada keraguan bahwa Donald Trump memerintahkan pembunuhan saya dan mengatakan kepada pemerintah Kolombia dan mafia Kolombia untuk membunuh saya,” kata presiden Venezuela saat itu.