Sana’a, Purna Warta – Seorang anggota tingkat tinggi gerakan perlawanan rakyat Yaman, Ansarullah, menyarankan para pemukim ilegal di wilayah Palestina yang diduduki untuk meninggalkan wilayah tersebut dan kembali ke negara asal mereka karena Yaman tidak akan menghentikan operasi balasan anti-Israel.
Baca juga: Iran akan Gelar Operasi Anti-Teror Besar-besaran di Darat, Udara, dan Laut Selama Dua Bulan
Hizam al-Assad, anggota Biro Politik Ansarullah, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah posting di X pada hari Senin (6/1).
“Siapa pun yang ingin tidur dengan nyaman harus pergi ke Siprus atau negara mereka sendiri,” katanya.
Pejabat tersebut menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan mempertahankan serangan pro-Palestina mereka selama rezim Israel terus melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza, dan tidak menghentikan serangan yang telah dilakukannya terhadap Yaman untuk mencoba menghentikan operasi negara Semenanjung Arab tersebut.
“Kami tidak akan meninggalkan Gaza sendirian,” katanya.
Pejabat tersebut sebelumnya menggarisbawahi bahwa rezim tersebut akan terus menghadapi serangan militer mendadak dari pihak pasukan Yaman selama rezim tersebut mempertahankan pendekatan agresifnya terhadap negaranya.
“Operasi militer kami akan terus menargetkan jantung wilayah yang diduduki,” ungkapnya.
“Kejutan-kejutan ini akan berlangsung hingga rezim menghentikan agresi dan pengepungannya terhadap Gaza,” kata Assad, merujuk pada blokade yang dikerahkan Tel Aviv terhadap wilayah pesisir itu.
Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel pada Oktober 2023 untuk mendukung Jalur Gaza dan Lebanon, yang masing-masing telah dilanda perang genosida dan serangan mematikan yang meningkat oleh rezim Israel.
Baca juga: Media AS: Krisis Biaya Hidup Melanda Warga Israel Seiring Melonjaknya Biaya Perang Genosida
Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.
Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.