HomeTimur TengahWuquf Arafah Tahun 2022 Dilaksanakan Di tengah Musim Panas

Wuquf Arafah Tahun 2022 Dilaksanakan Di tengah Musim Panas

Mekah, Purna Warta – Wuquf Arafah dalam ibadah haji 2022 ini akan dilaksanakan bertepatan dengan musim panas.

Tanggal 9 bulan Hijriah lunar Dzul Hijjah dikenal sebagai Hari Arafah. Saat itulah umat Islam berangkat ke Gunung Arafat, sebelah timur kota suci Mekah dan tinggal di sana hingga matahari terbenam dan melakukan shalat serta membaca Al-Qur’an dalam sebuah ibadah yang disebut “Wuquf di Arafat.”

Para peziarah berkumpul di Gunung Arafat yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad (SAW) menyampaikan khotbah terakhirnya, pada dini hari Jumat (8/7).

Baca Juga : Warga Palestina Berbondong-Bondong Lakukan Shalat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa + Foto

Muzdalifah, adalah wilayah setengah jalan antara Arafah dan Mina sebagai tujuan berikutnya para peziarah setelah matahari terbenam di mana mereka akan tidur di bawah bintang-bintang. Pada hari Sabtu, mereka akan memulai melakukan upacara simbolis “pelemparan batu jumrah yang ditujukan kepada iblis”.

Peziarah kemudian akan kembali ke Ka’bah untuk melakukan tawaf terakhir atau berputar-putar sebelum menandai akhir haji dengan Idul Adha.

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilakukan oleh umat Islam yang memiliki kemampuan setidaknya sekali dalam hidup mereka. Muslim biasanya mengumpulkan hartanya selama bertahun-tahun untuk bisa mengikuti ibadah suci tersebut.

Haji terdiri dari serangkaian ritual keagamaan yang diselesaikan selama lima hari di kota paling suci umat Islam yaitu Mekah dan daerah sekitarnya di barat Arab Saudi.

Baca Juga : Negosiasi Iran – Rusia Akan Hapus Dolar dan Euro Dari Bursa Perdagangan

Kondisi panas yang ekstrem

Jatuh pada musim panas tahun ini, ritual di Arafah yang digelar di bawah terik matahari dengan suhu hingga 42 derajat Celcius (108 derajat Fahrenheit) menjadi tantangan tersendiri bagi para jamaah.

Muslim biasanya melindungi diri dari matahari dengan tetap di bawah payung. Pihak berwenang Saudi mengatakan mereka telah bersiap untuk kondisi ekstrem dengan mengalokasikan ratusan tempat tidur rumah sakit untuk pasien yang terkena struk panas (heat stroke) akibat suhu panas, dan memasang kipas kabut serta menyediakan payung bagi para peziarah.

“Kami bisa mentolerir panasnya. Kami di sini untuk haji. Semakin kami menoleransi, semakin banyak haji kami diterima,” Laila, seorang peziarah Irak berusia 64 tahun yang hanya memberikan nama depannya, mengatakan kepada AFP di Mekah sebelum mencapai gunung Arafah.

Baca Juga : Pesan Haji 2022 Ayatullah Khamenei, Serukan Persatuan Muslim Untuk Hadapi Musuh

Bayangan COVID-19

Mereka yang melakukan ibadah haji tahun ini harus berusia di bawah 65 tahun, divaksinasi terhadap virus corona dan dinyatakan negatif COVID-19 dalam 72 jam perjalanan. Jemaah haji dipilih dari jutaan pendaftar melalui sistem lotere online.

Dengan satu juta jemaah yang hadir, haji tahun ini menandai yang terbesar yang diadakan sejak awal pandemi COVID-19 pada akhir 2019. Arab Saudi membatasi haji dalam dua tahun terakhir untuk penduduk Saudi karena pandemi, sementara sekitar 2,5 juta orang menghadiri ritual pada tahun 2019.

Pada tahun 2020, otoritas Saudi hanya mengizinkan 1.000 peziarah yang tinggal di kerajaan untuk melakukan ritual, sejarawan membandingkan situasi tersebut dengan penyerbuan situs suci oleh pemberontak dan penutupan dramatis pada 1979.

Jamaah haji mencapai 60.000 tahun lalu. Namun, ibadah haji itu dibatasi untuk Muslim yang divaksinasi penuh yang tinggal di Arab Saudi. Keputusan itu mengejutkan umat Islam di seluruh dunia yang biasanya harus menunggu bertahun-tahun untuk melakukan perjalanan.

Baca Juga : Presiden Iran Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya Shinzo Abe

Arab Saudi telah melonggarkan pembatasan tahun ini karena mandat masker dalam ruangan telah dicabut. Sekitar 70% populasi negara itu telah divaksinasi terhadap virus sementara negara itu mencatat lebih dari 500 kasus COVID-19 setiap hari.

Peziarah di tempat suci tahun ini tidak diharuskan memasang masker atau menjaga jarak, seperti selama dua tahun terakhir. Namun, umat Islam masih dilarang mencium atau menyentuh Ka’bah yang dilingkari peziarah saat mereka menyelesaikan haji.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here