Tehran, Purna Warta – Puluhan ribu rakyat Iran berbondong-bondong ke provinsi tenggara Kerman untuk memberikan penghormatan kepada komandan anti-teror terkemuka, Jenderal Qassem Soleimani.
Kampung halaman Jenderal Soleimani sekaligus tempat peristirahatan terakhirnya menjadi tuan rumah bagi gelombang para pengagum dan pengikut sang komandan legendaris dari berbagai lapisan masyarakat pada Kamis (2/1), dalam cuaca dingin dan bersalju, bertepatan dengan peringatan tahun kelima syahidnya.
Acara peringatan dan kegiatan khusus untuk mengenang Jenderal Soleimani juga diadakan di beberapa kota lain, termasuk ibu kota Tehran.
“Di era di mana peperangan mengandalkan senjata, jumlah bom, dan tumpukan korban jiwa, ia dikenal sebagai ‘Komandan Hati’ karena komandan besar bukanlah penakluk wilayah geografis yang dikenal, melainkan penakluk hati. Itulah sebabnya penaklukan mereka abadi,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri, Ismail Baghaei, di platform X.
“Pada peringatan syahidnya, komandan pemberani Islam, kebanggaan perlawanan, prajurit tanah air, dan pahlawan besar dalam perjuangan melawan terorisme, Haji Qasem Soleimani, kami mengenang jasanya dan memberikan penghormatan kepada jiwa para syuhada yang membela bangsa Iran dan melawan agresi, terorisme, serta pendudukan,” tambahnya.
Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), bersama Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, dan para pendamping mereka dibunuh dalam serangan drone AS yang diotorisasi oleh mantan Presiden AS Donald Trump di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.
Kedua komandan tersebut sangat dihormati di seluruh Asia Barat karena peran penting mereka dalam memerangi kelompok teroris Takfiri Daesh di kawasan itu, terutama di Irak dan Suriah.
Kurang dari seminggu setelah serangan tersebut, para anggota parlemen Irak menyetujui undang-undang yang mengharuskan pemerintah mengusir semua pasukan asing pimpinan AS dari negara itu.
IRGC juga menargetkan pangkalan militer AS Ain al-Asad di provinsi Anbar, Irak barat, dengan serangan rudal sebagai balasan atas pembunuhan Jenderal Soleimani.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei pada Rabu menyebut pengorbanan komandan anti-teror Iran sebagai sesuatu yang “unik.”
“Strategi tetap Martir Soleimani adalah menghidupkan kembali Front Perlawanan. Ia selalu berusaha merevitalisasi perlawanan,” ujar Pemimpin tersebut.
Pada bulan Desember, pengadilan Iran memutuskan bahwa pemerintah Amerika Serikat dan sejumlah individu serta entitas harus membayar hampir $50 miliar sebagai kompensasi atas peran mereka dalam pembunuhan Jenderal Soleimani.