Warga Bahrain Injak-Injak Bendera Rezim Zionis

Bahrain 1

Manama, Purna Warta Media Bahrain melaporkan bahwa rakyat negara ini turun ke jalan mengutuk normalisasi hubungan dengan Tel Aviv dan menginjak-injak bendera rezim Zionis.

Media Bahrain melaporkan sore ini (Jumat, 18/2) bahwa warga di negara itu telah turun ke jalan untuk memperingati syuhada Revolusi Februari di Bahrain dan mengutuk kunjungan pejabat rezim Zionis ke Bahrain.

Baca Juga : Beberapa Orang Tewas dan Terluka dalam Ledakan di Suriah

Partai Al-Wefaq Bahrain melaporkan bahwa orang-orang Bahrain telah menginjak-injak bendera rezim Zionis dan meneriakkan slogan-slogan seperti “Naftali adalah musuh Tuhan” dan “Terkutuklah terkutuklah para Zalim.”

Demonstrasi itu terjadi setelah pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett dan Menteri Perang Israel Bani Gantz, tiba di Manama baru-baru ini. Menteri Perang Israel tiba di Manama, ibu kota Bahrain, pada tanggal 13 di bulan ini dalam sebuah kunjungan mendadak. Menteri Perang Israel telah menandatangani perjanjian keamanan dengan Manama selama pertemuan dengan rekannya dari Bahrain Abdullah bin Hassan Al-Naimi.

Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pertama kali sejak normalisasi hubungan kedua belah pihak pada tanggal 11 September 2020, kerja sama keamanan strategis antara Bahrain dan Tel Aviv akan ditingkatkan. Tetapi, tidak ada rincian perjanjian dan persyaratannya yang dirilis.

Baca Juga : Moskow – Damaskus Perkuat Kerjasama Militer Kontraterorisme

Kementerian Perang Israel mengklaim dalam sebuah pernyataan: “Perjanjian ini akan membantu meningkatkan operasi intelijen, pelatihan, dan kerja sama di bidang industri pertahanan. Kesepakatan ini juga akan mengarah pada kerja sama yang kuat dan peningkatan keamanan bagi kedua belah pihak dan kawasan secara keseluruhan.” Bani Gantz juga mengklaim bahwa perjanjian itu sangat “bersejarah” dan akan mengarah ke tingkat baru hubungan antara kedua belah pihak. Dia juga mengklaim bahwa perjanjian itu akan meningkatkan pada kerja sama kedua belah pihak dalam menghadapi ancaman bersama.

Perjanjian tersebut ditandatangani antara kedua belah pihak saat Menteri Perang Israel bertemu dengan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa, dan Putra Mahkota, Salman bin Hamad, di Manama. Gantz juga mengunjungi Armada Kelima Angkatan Laut AS di Bahrain sehari sebelum pertemuan dan bertemu dengan Brad Cooper, komandan armada.

Setelah penandatanganan perjanjian militer antara kedua belah pihak. Perusahaan BATS, anak perusahaan rezim Zionis yang berbasis di Belgia, mengumumkan kesepakatan untuk menjual radar dan sistem anti-UAV ke Bahrain.

Perusahaan Israel mengumumkan bahwa teknologi radar GR12 milik BATS akan menjadi inti dari solusi masalah Bahrain. Situs web Pertahanan Israel juga melaporkan bahwa kesepakatan itu dicapai pada paruh kedua tahun lalu dan sistem tersebut diharapkan akan dikirim ke Bahrain tahun ini.

Baca Juga : Protes Kenaikan Biaya Hidup, Ribuan Massa Banjiri Tel Aviv

Menyusul pengumuman tersebut, media pemberitaan Ibrani melaporkan bahwa dalam beberapa hari mendatang, seorang perwira senior dari angkatan laut Israel akan ditunjuk untuk ditempatkan di Bahrain. Selain berhubungan dengan pasukan keamanan Manama, perwira tersebut akan bertanggung jawab atas hubungan  kerja sama dengan Armada Kelima Amerika Serikat, yang berbasis di Bahrain.

Pada tanggal 10 September 2020, Bahrain dan Uni Emirat Arab, melalui mediasi Presiden AS saat itu Donald Trump, secara resmi menandatangani perjanjian normalisasi dengan Tel Aviv di Gedung Putih dan mengumumkan hubungan mereka dengan rezim.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *