Tehran, Purna Warta – Wakil Presiden Iran untuk Urusan Hukum Mohammad Dehqan mengatakan negaranya akan membalas jika kapal-kapalnya disita secara ilegal, karena Amerika Serikat mengakui penyitaan minyak Iran.
Berbicara kepada kantor berita ISNA pada hari Kamis (15/2), Dehqan mengatakan, “Jalur hukum belum tertutup” sehubungan dengan tindakan penyitaan minyak mentah Iran oleh Washington.
Baca Juga : NYT: Israel di Balik Serangan Jaringan Pipa Gas Utama di Iran
“Jika sebuah kapal Iran disita, kami akan mengambil tindakan timbal balik,” dia memperingatkan para pejabat Amerika.
Pada tanggal 2 Februari, Departemen Kehakiman AS mengumumkan bahwa mereka telah menyita lebih dari 520.000 barel minyak Iran di atas kapal tanker minyak mentah Abyss, yang berlabuh di Laut Kuning dalam perjalanan menuju Tiongkok.
Mereka mengklaim bahwa penyitaan tersebut terkait dengan tuduhan penghindaran sanksi dan jaringan penyelundupan minyak yang diduga mendanai Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Dehqan mencatat bahwa dia tidak dapat memastikan apakah pihak berwenang AS telah menyita kapal Iran, dan menambahkan bahwa Kementerian Perminyakan dan perusahaan terkait harus mengomentari berita tersebut.
“Ini karena terkadang mereka (Amerika) menyita sebuah kapal dan secara keliru menganggapnya sebagai milik kita,” katanya.
Dokumen pengadilan mengkonfirmasi pencurian AS atas satu juta barel minyak mentah Iran. Catatan pengadilan secara terbuka mengonfirmasi bahwa pemerintah AS telah menyita hampir satu juta barel minyak mentah Iran dari kapal tanker M/T Suez Rajan.
Baca Juga : Kepolisian Iran: Dua Teroris lagi yang Terkait dengan Serangan Teroris Rask Ditangkap
Dengan kedok “operasi penegakan sanksi,” Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir telah menyita kapal-kapal asing yang membawa minyak Iran ke seluruh dunia.
Namun, ekspor minyak mentah Iran tumbuh sekitar 50 persen pada tahun 2023 dan mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir yaitu sekitar 1,29 juta barel per hari.