Walikota Tel Aviv: Israel Menuju Pemerintahan Teokrasi Fasis!

Walikota Tel Aviv Israel Menuju Pemerintahan Teokrasi Fasis!

Tel Aviv, Purna Warta – Walikota Tel Aviv, Ron Huldai pada Jumat (2/12) memperingatkan bahwa pemerintahan Israel perlahan berubah menjadi negara teokrasi fasis dengan masuknya tokoh ekstrimis dalam kabinet kerja Perdana Menteri terpilih Benjamin Netanyahu. Dilansir dari The Times of Israel, Huldai menyatakan statemen tersebut dalam wawancara dengan Channel 12.

Baca Juga : Presiden Israel Berencana Kunjungi Bahrain, Warga Mengamuk

“Israel sedang bertransformasi dari demokrasi menuju teokrasi,” ujarnya. “Kelompok mayoritas tak bisa memaksakan kehendak dan pandangannya pada minoritas,” tambahnya. Ia lebih lanjut menerangkan bahwa dirinya bersama sejumlah walikota lain telah bersumpah untuk menolak keputusan Netanyahu yang memberikan ototritas pada Avi Maoz, politisi sayap kanan Israel yang dikenal anti-LGBT dan misoginis untuk mengelola urusan sekolah-sekolah Israel.

“Begitulah ceritanya bagaimana Israel berubah menjadi teokrasi,” tukas Huldai. Tel Aviv dikenal sebagai basis bagi orang-orang Israel yang sekular dan liberal. Tel Aviv juga merupakan rumah bagi komunitas LGBTQ dimana pemerintahan kotamadyanya memiliki lembaga khusus untuk mendukung LGBTQ. Situs The Culture Trip bahkan mengatakan Tel Aviv sebagai kota paling ramah LGBT di dunia. Huldai sendiri pada 2020 meresmikan pernikahan sesama jenis di Tel Aviv, keputusan yang ditentang keras terutama oleh kalangan relijius Israel. “Kita akan menjadi negara yang berasaskan pada hukum Halakha (kitab suci),” tambahnya mencemooh.

Kesepakatan yang dibuat antara Netanyahu dan Maoz menempatkan unit Kementerian Pendidikan yang bertanggung jawab atas badan pendidikan eksternal dan partnership di bawah kendali Maoz. Wewenang ini membuatnya dapat mengendalikan badan-badan tidak resmi yang terdaftar untuk mengajar di sekolah dan perguruan tinggi.

Baca Juga : Kelompok Perlawanan ‘Arin Al-Aswad Serukan Warga Palestina Hadapi Rezim Pendudukan

“Demokrasi berasal dari orang yang memiliki hak yang tidak bisa diambil dari mereka, tidak juga mayoritas dan bahkan tidak juga Tuhan. Itulah demokrasi,” terang Huldai. “Demokrasi bukanlah tentang mayoritas mengontrol minoritas dan mendikte mereka apa yang harus dipikirkan, bagaimana cara makan dan apa yang harus mereka lakukan,… Tel Aviv itu kota yang demokratis, toleran, pluralistis dan menghormati seluruh minoritas. Kami akan mempertahankan itu. Kami akan menjaga Tel Aviv tetap bebas” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *