Tiga hari setelah mengumumkan produksi 50 juta dosis vaksin Corona, Amerika Serikat terpaksa mencabut embargo penjualan vaksin tersebut, namun malah mengganggu peralatan lini produksi vaksin Barakat.
Anggota Pusat Penelitian Majelis Permusyawaratan Islam, Sayyid Amir Sayyah mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, ketika tekanan ekonomi Barat semakin meningkat, perang psikologis untuk melemahkan orang-orang Iran karena sanksi tersebut, perang ekonomi adalah perang keinginan, dan dalam perang keinginan dan kehendak, orang yang kecewa lebih cepat kalah. Disini kita bisa melihat pihak mana yang memaksakan sanksi dan pihak mana yang bertahan dari sanksi.
Dalam perang ekonomi-psikologis saat ini, media Barat dan pengikutnya berusaha membuat tekanan Barat menjadi mengerikan dan efektif, dan membuat keinginannya kuat yang seakan akan mereka tidak mungkin untuk dilawan. Dalam perang psikologis ini, musuh menggunakan setiap kesempatan untuk menunjukkan bahwa Iran lemah, menyendiri, hancur, dan kehilangan peluang.
Berita dan gambar yang diterbitkan di media musuh terus-menerus menyudutkan opini publik Iran bahwa ancaman Barat sudah dekat dan tak terhindarkan, dan bahwa Iran tidak memiliki peluang untuk melawannya, dan bahwa upaya untuk melawan adalah sia-sia. Langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Iran sepenuhnya salah dan tidak efisien, dan tidak berfungsi dengan baik di mana pun di negara ini.
Sebagai hasil dari besarnya kampanye yang menyudutkan ini, banyak bermunculan kekuatan dan kemenangan internal yang dirasakan. Salah satu kemenangan paling terkenal yang dicapai dalam beberapa bulan terakhir adalah produksi vaksin dalam negeri, walaupun media pemberitaan luar negeri tetap berupaya untuk menyudutkan produksi vaksin dalam negeri Iran ini.
Dengan merebaknya corona, beberapa pusat penelitian di seluruh dunia mulai melakukan penelitian pendahuluan untuk memproduksi vaksin corona. Perusahaan dan institusi dari China, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan India masing-masing mulai memproduksi dan menguji vaksin dengan menggunakan metode tertentu. Beberapa pemerintah menawarkan untuk melakukan uji klinis tahap pertama, kedua, dan ketiga pada warga negara mereka untuk mendapatkan vaksin lebih cepat. Termasuk UEA, yang mana warganya berpartisipasi dalam uji klinis vaksin Sinofarm dan diberi prioritas untuk menerima vaksin tersebut. Namun, Republik Islam Iran tidak setuju untuk menguji vaksin negara lain pada Iran, dan sebaliknya Pemerintahan Iran memerintahkan beberapa lembaga penelitian untuk memproduksi vaksin sendiri.
Pada saat yang sama, setelah keberhasilan uji klinis vaksin asing, Iran pada Desember 1999 berhasil memesan 16,8 juta vaksin untuk dibeli dari covax (penyediaan global vaksin Covid yang berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia).
Meskipun Iran membayar 16 juta dan 800 ribu dosis vaksin pra-pembelian dari awal, tetapi karena kelalaian produsen vaksin global di satu sisi dan sanksi AS di sisi lain, impor vaksin dibatasi hingga Kementrian Kesehatan pada tanggal 24 Juni mengumumkan bahwa vaksin Barakat telah berhasil dalam uji klinis dan telah mengeluarkan izin edar.
Pada saat yang sama, Kepala Staf Pelaksana Farman Imam mengumumkan pembuatan tiga lini produksi dengan kapasitas 4, 8 dan 20 juta dosis per bulan dan mengumumkan bahwa 50 juta dosis vaksin akan dikirimkan ke Kementrian Kesehatan di bulan September.
Tiga hari setelah pengumuman tersebut, Departemen Keuangan AS dan pelaksana sanksi terhadap Iran mengumumkan bahwa sanksi vaksin dan obat corona dicabut dari Iran. Setelah pengumuman ini, pembelian dan impor vaksin dapat dipercepat.
Di satu sisi, setelah keberhasilan vaksin Iran, Departemen Keuangan AS mencabut embargo ekspor vaksin ke Iran, dan di sisi lain, agennya mengganggu ekspor peralatan untuk jalur produksi vaksin Iran yang baru. Faktanya, dalam hal vaksin, dua perang ekonomi dan media secara bersamaan dirancang dan diimplementasikan dari luar negeri:
- Pengenaan sanksi ekspor vaksin ke Iran dengan dibarengi serangan pemberitaan dengan hastag “Beli vaksin”. Dari sekitar Februari 2021 hingga Juni 2021, tepatnya ketika Iran telah membeli vaksin tersebut, para penjual vaksin global enggan untuk mengirimkannya.
- Gangguan pengiriman peralatan produksi vaksin Barakat lini 2 dan 3, bersamaan dengan operasi serangan media pemberitaan untuk memprotes markas eksekutif atas keterlambatan pengiriman vaksin Barakat, yang dilakukan pada Agustus 1400 oleh pihak-pihak anti-Iran di dalam negeri.
Padahal, produksi vaksin dalam negeri, yang secara alami seharusnya meningkatkan kebanggaan nasional dan kepuasan publik, akan tetapi mereka merancang seakan-akan vaksin ini menjadi alat untuk menciptakan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan bagi masyarakat dan betapa malangnya kita yang selalu berhadapan dengan tekanan ekonomi dan psikologis. Betapa malangnya pula kita, ketika media anti – Iran secara hiperbola dan palsu memberitakan bahwa seluruh dunia telah divaksinasi dan hanya orang Iran yang belum divaksinasi, karena gagalnya untuk membeli vaksin, dan pemerintahan gagal dalam menangani vaksin ini.
Tentu saja, media pemberitaan ini tidak pernah menyebutkan fakta bahwa Iran telah memesan 16,8 juta dosis vaksin pada bukan Desember 2020, dan Amerika Serikat telah memblokir ekspor vaksin ke Iran, dan mereka tidak mengatakan juga bahwa Amerika Serikat mengaktifkan sanksi terhadap ekspor vaksin ke Iran setelah vaksin Barakat mendapatkan lisensi, dan tidak dikatakan pula bahwa Amerika Serikat telah mengganggu perlengkapan lini produksi 2 dan 3. Gangguan tersebut untungnya telah teratasi dan 50 juta dosis akan dikirimkan ke pihak Kementrian Kesehatan dengan penundaan satu bulan.
Dalam perang media ini, betapa besar dan terkoordinasinya Departemen Keuangan AS dan media anti -Iran, yang mana disisi lain pertahanan media pemberitaan kita lemah. Kita harus mengakui bahwa kita lemah dalam propaganda dan publikasi. Kelemahan yang juga hal ini telah diisyaratkan oleh pemimpin revolusi tertinggi dalam implementasinya. Kelemahan ini digunakan oleh pihak musuh sepenuhnya untuk menghancurkan kekuatan dan daya tahan kita serta memaksakan tuntutannya pada negara kita, akan tetapi dalam hal ini Kita tidak boleh membiarkan usaha mereka berhasil.