Moskow, Purna Warta – Seorang diplomat senior Rusia mengatakan pembicaraannya yang “produktif” dengan rekan-rekannya dari Iran dan Cina mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan bersama merupakan indikasi munculnya segitiga baru dalam diplomasi multilateral.
Perwakilan Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina Mikhail Ulyanov membuat komentar dalam sebuah posting di akun Twitternya pada hari Kamis (1/12).
“Misi permanen Cina, Iran dan Rusia mengadakan konsultasi trilateral yang produktif tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” katanya.
Baca Juga : 9 Pelaut AS Terluka dalam Kebakaran di Atas Kapal Induk USS Abraham Lincoln
“Bukankah itu terlihat seperti segitiga baru dalam diplomasi multilateral- #Tiongkok, #Iran dan #Rusia?” tweet diplomat Rusia, menekankan bahwa format seperti itu “dapat dengan mudah diperbesar.”
Ulyanov menambahkan bahwa banyak negara mendukung multilateralisme dan menentang unilateralisme.
“Ada banyak (jika bukan mayoritas) negara yang mendukung multilateralisme dan menentang upaya untuk menjaga dunia unilateral tetap hidup dengan segala cara,” katanya.
Sejak penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada tahun 2018 diikuti oleh sanksi berikutnya yang ditujukan untuk menghancurkan ekonomi Iran, Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menggarisbawahi perlunya terus maju dengan upaya untuk menetralkan sanksi dan melawan unilateralisme AS.
Di bawah strategi itu, Iran telah mencoba mengadopsi kebijakan ekonomi berorientasi Timur, memperluas hubungannya dengan negara-negara tetangga dan negara-negara Asia lainnya dan berjuang untuk menjadi mandiri di bidang-bidang utama.
Iran dan Cina menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif 25 tahun yang penting pada Maret tahun lalu yang bertentangan dengan sanksi sepihak AS.
Baca Juga : Kepala Basij: Iran Gagalkan Perang Hibrida yang Dilancarkan oleh 47 Agen Mata-Mata Asing
Kesepakatan itu secara resmi mendokumentasikan Kemitraan Strategis Komprehensif Sino-Iran yang telah diumumkan selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Tehran pada tahun 2016. Kesepakatan itu menetapkan garis besar kerja sama kedua negara di bidang politik, budaya, keamanan, pertahanan, regional dan domain internasional untuk 25 tahun ke depan.
Iran dan Rusia juga mengincar perjanjian kemitraan strategis dua puluh tahun yang akan menjabarkan peta jalan untuk perluasan hubungan di masa depan di semua tingkatan, dari politik hingga ekonomi dan keamanan.