Teheran, Purna Warta – Utusan Iran untuk organisasi-organisasi yang berbasis di Wina mengatakan resolusi terbaru IAEA yang diprakarsai oleh AS dan troika Eropa bertujuan untuk menekan Iran dan mengubah realitas, tetapi tidak dapat mengimbangi kegagalan upaya ilegal mereka untuk menerapkan mekanisme snapback JCPOA.
Berbicara dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA di Wina pada hari Kamis, Reza Najafi mengatakan laporan terbaru direktur jenderal IAEA dengan jelas menunjukkan bahwa situasi saat ini bermula dari serangan ilegal oleh AS dan rezim Israel terhadap fasilitas-fasilitas Iran berdasarkan Perjanjian Safeguard.
Najafi mencatat bahwa penangguhan kegiatan verifikasi dan penarikan inspektur dari Iran merupakan konsekuensi dari kondisi keamanan yang diciptakan oleh serangan militer tersebut. Meskipun demikian, ujarnya, Iran telah bekerja sama dengan itikad baik, memungkinkan dimulainya kembali verifikasi di lokasi yang tidak terdampak serangan dan memberikan akses penuh kepada para inspektur.
Ia juga mengkritik AS dan troika Eropa—Inggris, Prancis, dan Jerman—karena mengabaikan fakta-fakta ini dan berusaha menampilkan situasi seperti biasa.
Rancangan resolusi yang mereka usulkan, kata Najafi, mempromosikan narasi yang salah, mendistorsi kewajiban pengamanan, dan berupaya menghidupkan kembali isu snapback yang gagal di dalam Badan tersebut.
Duta Besar Iran menekankan bahwa para sponsor resolusi tersebut—yang juga terlibat dalam serangan terhadap Iran—berusaha menghindari tanggung jawab dengan tidak menyebutkan tindakan agresif mereka sendiri, meskipun laporan resmi IAEA mendokumentasikan serangan Juni 2025.
Negara-negara yang tidak mau mengakui akar penyebab dari situasi saat ini tidak dalam posisi untuk mendikte solusi, ujarnya, seraya menambahkan bahwa Teheran tetap sepenuhnya siap untuk diplomasi yang berarti ketika disambut dengan niat baik dan keseriusan, tetapi tidak akan menerima tekanan atau upaya untuk merampas hak-hak sah Iran.


