Tehran, Purna Warta – Perwakilan tetap Iran untuk PBB telah menulis surat kepada sekretaris jenderal badan dunia tersebut, dengan keras mengutuk pembunuhan Penasihat Senior yang dilakukan rezim Israel baru-baru ini terhadap seorang penasihat militer senior Iran di Suriah.
Baca Juga : ‘Pawai Anak-Anak’ di Den Haag Desak ICC Untuk Selidiki Kejahatan Israel
Amir Said Iravani menyampaikan surat tersebut kepada Antonio Guterres dan presiden Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa (26/12).
“Iran mempunyai hak yang sah dan melekat, berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB, untuk merespons secara tegas pada waktu yang tepat dan dianggap perlu,” tulis utusan itu.
Brigadir Jenderal Sayyid Razi Musawi, seorang komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, menjadi martir dalam serangan rudal oleh rezim Israel pada lingkungan Sayyida Zainab di ibu kota Suriah, Damaskus, pada hari Senin.
Mousavi menjadi martir saat bertugas sebagai bagian dari misi penasihat militer Iran di Suriah.
Misi tersebut adalah misi pertama yang memberikan bantuan kepada Suriah pada tahun 2014, ketika negara Arab tersebut berada dalam cengkeraman kelompok teroris Daesh Takfiri yang dibentuk oleh Amerika Serikat dan didukung oleh Israel.
Baca Juga : Menlu Iran Berharap Perdamaian Abadi di Kaukasus Tercapai Beberapa Bulan Mendatang
Dipimpin oleh komandan utama anti-teror Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani – yang dibunuh oleh AS di Irak empat tahun lalu – misi tersebut memainkan peran penting dalam keberhasilan upaya kontraterorisme Damaskus yang pada akhirnya mengalahkan kelompok teror tersebut pada akhir tahun 2017.
Keji, pengecut
Iravani mengecam pembunuhan itu sebagai “tindakan terorisme yang keji dan pengecut.”
Dia mencatat bahwa “penasihat militer Iran hadir secara hukum atas permintaan resmi Republik Arab Suriah, mendukung dan membantu dalam perang melawan terorisme.”
Utusan tersebut mengingatkan bahwa pembunuhan tersebut merupakan serangan kedua terhadap penasihat Iran bulan ini, menyusul serangan serupa yang dilakukan oleh rezim Israel pada tanggal 2 Desember.
Iravani meminta Dewan Keamanan “untuk memenuhi kewajiban piagamnya dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional dan mengutuk keras aktivitas jahat rezim Israel serta tindakan agresi dan terorisme di wilayah tersebut.”
Baca Juga : Ketua IRGC: Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Akan Berarti Kehancuran Israel
Tindakan seperti itu, tambahnya, “menimbulkan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global.”
“Rezim ini harus dipaksa untuk mematuhi hukum internasional dan menghentikan aktivitasnya yang mengganggu stabilitas di kawasan.”