Damaskus, Purna Warta – Partai-partai politik di kawasan berupaya memulihkan hubungan Suriah-Turki seperti sebelum tahun 2011 dengan mengadakan pertemuan antara Bashar Al-Assad dan Erdogan.
Baca juga: Utusan Iran untuk PBB Tolak Tuduhan AS, Inggris, Prancis terhadap Teheran
Dalam hal ini, kantor kepresidenan Rusia telah menyatakan keinginan Moskow untuk meningkatkan hubungan antara Ankara dan Damaskus, dan telah mengumumkan bahwa memfasilitasi komunikasi antara Turki dan Suriah dengan tujuan mengoordinasikan pertemuan antara kedua presiden sudah menjadi agenda Presiden Rusia Vladimir Putin.
Moskow telah menunjukkan bahwa banyak negara tertarik untuk membantu kedua negara menjalin hubungan karena pentingnya kerja sama antara Turki dan Suriah untuk seluruh kawasan.
Komentar tersebut muncul ketika surat kabar Turki Al-Sabah mengutip sumber informasi yang mengatakan bahwa pertemuan Presiden Bashar Al-Assad dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kemungkinan akan diadakan di Moskow bulan depan, dengan Putin sebagai penengah dalam pertemuan antara para pemimpin kedua negara.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shi’a Al-Sudani juga mungkin menghadiri pertemuan tersebut, tambah surat kabar itu.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan laporan rencana pertemuan antara Erdogan dan Assad di Moskow adalah salah.
Adapun Presiden Suriah Bashar Al-Assad, meskipun ia telah menekankan bahwa Damaskus tidak memiliki syarat apa pun untuk mengadakan pertemuan antara kedua belah pihak, namun ia mengatakan prinsip dan persyaratan dasar telah dipertimbangkan dalam pertemuan ini agar hubungan kedua negara terlaksana sesuai dengan hukum internasional dan terjalin hubungan normal kedua negara.
Baca juga: Pemuda Belgia Membalas Surat Ayatullah Khamenei yang Ditujukan kepada Pemuda Eropa; Begini Isinya
Merujuk pada persyaratan yang paling penting, Bashar Assad menyebutkan penarikan pasukan Turki dari Suriah dan penghentian dukungan terhadap kelompok teroris bersenjata.
Dan dia menekankan bahwa jika hal ini terjadi, hubungan akan kembali seperti sebelum perang.
Siklus pertemuan Suriah-Turki bergerak lebih cepat dibandingkan periode-periode sebelumnya, namun ketidakjelasan tuntutan Suriah-Turki dalam hal ini, dan kegagalan Ankara untuk menggunakan fleksibilitas Damaskus saat ini dapat memperlambat proses pertemuan tersebut.