Unjuk Rasa Nasional Pelajar dan Anak-Anak Suriah Protes terhadap Sanksi AS

Unjuk Rasa Nasional Pelajar dan Anak-Anak Suriah Protes terhadap Sanksi AS

Damaskus, Purna Warta Pelajar dan anak-anak Suriah di seluruh negeri melakukan protes sanksi-sanksi Amerika dan negara-negara sekutunya yang tidak adil terhadap Suriah dan meminta komunitas internasional untuk melakukan tugasnya terhadap semua rakyat Suriah, terutama para korban gempa bumi.

Rabu, 22 Februari 2023, anak-anak dan para pelajar dari semua sekolah di semua provinsi di Suriah memprotes blokade dan sanksi kejam Washington dan Barat terhadap negara ini.

Baca Juga : Serangan Artileri Arab Saudi di Provinsi Sa’dah Yaman

Para siswa di sekolah-sekolah Damaskus berkumpul di depan markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa sambil memegang bendera negara mereka dan plakat di mana mereka menulis tuntutan mereka untuk mencabut blokade dan sanksi yang diumumkan terhadap Suriah dan anak-anak Suriah.

Dalam pernyataan bersama yang ditujukan oleh para siswa Suriah kepada Sekjen PBB dan koordinatornya di Suriah, disebutkan: Apakah kalian tahu apa artinya bagi seorang anak untuk membuka matanya dan melihat perang dan kehancuran kemudian berteriak kesakitan tetapi tidak mendengar jawaban dan tidak memiliki makanan atau obat-obatan, bahkan tidak menemukan pelukan ibunya dan tidak mendapat ASI dari ibunya, tidak bisa melihat senyum ayahnya atau mendengar suara saudara-saudarinya?

Tahukah kalian apa artinya ketika seorang anak tidak tahu apa itu taman dan tidak bisa bermain dengan mainan dan bahagia dengan anak-anak lainnya?

Seluruh dunia menyebut anak-anak ini “anak-anak perang”; Anak-anak yang tidak memiliki dosa kecuali mereka lahir di tengah ketegangan dan peperangan.

Anak-anak dan para pelajar Suriah juga menyebutkan gempa dahsyat yang menghancurkan sebagian besar wilayah Suriah utara beberapa minggu lalu cukup bagi anak-anak Suriah untuk mengalami semua tahapan penderitaan dan rasa sakit yang dapat dilihat oleh manusia di semua periode sejarah. Kami meminta komunitas internasional untuk mengakhiri blokade biadab terhadap Suriah dan menghentikan sanksi ilegal dan campur tangan dalam urusan negara kami sehingga cinta dan perdamaian dapat kembali ke semua bangsa.

Dr. Mohammad Ezzat Arabi, salah satu penggagas unjuk rasa pelajar dan anak-anak Suriah ini, menyatakan bahwa ini adalah unjuk rasa nasional anak-anak Suriah. Karena mereka yang paling menderita dari pengepungan yang tidak adil yang telah diberlakukan di negara ini, dan keamanan, kesehatan, serta impian mereka telah terdampak dari sanksi-sanksi tersebut.

Rena Mosulli, wakil kepala Departemen Pendidikan Damaskus, menegaskan bahwa adalah hak anak-anak Suriah untuk tersenyum dan mengambil kembali masa kecil mereka yang dirampok oleh terorisme yang diikuti oleh gempa bumi. Menghapus pengepungan diperlukan untuk kehidupan dan kedamaian mental dan fisik anak-anak Suriah.

Dalam demonstrasi tersebut, anak-anak memegang gambar yang mereka buat sendiri, yang mewakili situasi terkini di Suriah.

Di Daraa, anak-anak dan para pelajar Suriah, memegang plakat, mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap pengepungan yang tidak adil yang dilakukan di negara ini, terutama setelah gempa dahsyat yang terjadi beberapa minggu lalu, dan menekankan bahwa semua negara Arab dan komunitas internasional harus bekerja sama untuk menghapus Blokade total Barat dan Amerika terhadap Suriah.

Baca Juga : Pendaratan Pesawat Eropa Pertama di Bandara Damaskus Setelah 12 Tahun

Zain Mohamid, seorang siswa di Damaskus, dalam sebuah wawancara dengan wartawan SANA mengatakan bahwa Meskipun kami berada di masa kanak-kanak, kami bisa merasakan sakit dan penderitaan tanah air kami tercinta, dan situasi ini membutuhkan penghapusan blokade dan sanksi yang tidak adil yang telah dijatuhkan terhadap semua orang dan anak-anak Suriah.

Di kota Suwayda’ penyelenggara unjuk rasa protes ini menekankan bahwa kami mengangkat suara kami sehingga dapat didengar oleh seluruh dunia dan bahwa mereka harus melakukan tugas mereka untuk mencabut pengepungan total Suriah dan mengakhiri penjarahan oleh pasukan pendudukan Amerika Serikat.

Di Deir Ez-Zor, sumber-sumber berita mengumumkan, karena tentara Suriah yang gagah berani menang atas terorisme, maka kita dapat mengatasi sanksi-sanksi ini. Pasukan pendudukan Amerika Serikat dan Barat ingin melemahkan kemauan dan stabilitas rakyat Suriah.

Anak-anak Deir Ezzor yang berpartisipasi dalam demonstrasi protes ini meminta komunitas internasional dan organisasi-organisasi kemanusiaan untuk menekan pemerintah Amerika Serikat dan memaksanya untuk mengakhiri blokade ekonomi yang tidak adil terhadap Suriah.

Di Palmyra, Abdul Rahman Al-Shamikh, kepala persatuan guru, dalam wawancara dengan reporter SANA, mengumumkan bahwa anak-anak dan para pelajar Suriah telah memulai demonstrasi ini agar suaranya didengar oleh para pejabat PBB dan menuntut pembatalan segera sanksi dan blokade Amerika Serikat dan Barat terhadap Suriah.

Para pelajar di daerah ini juga mengumumkan bahwa demonstrasi protes anak-anak dan pelajar Suriah di seluruh negeri adalah untuk membangkitkan kesadaran kemanusiaan untuk mendukung bangsa Suriah dan menyelamatkan korban gempa.

Anak-anak dan para pelajar Suriah di Palmyra memegang plakat bertuliskan: Pengepungan merampas masa kecil dan hak kami – Kami memiliki hak untuk hidup – Suriah adalah negara cinta dan damai – Hapus sanksi dari negara kami – Mari kita hidup dalam damai dan hidup aman.

Demonstrasi serupa juga diadakan di provinsi al-Hasakah dan kota Qamishli, anak-anak serta para pelajar memegang plakat yang mengutuk pengepungan Amerika Serikat dan Barat yang tidak adil terhadap Suriah, mereka mengumumkan bahwa Amerika Serikat mencegah masuknya kebutuhan hidup yang paling mendasar, termasuk makanan dan obat-obatan ke Suriah.

Anak-anak dan para pelajar dari provinsi Suriah lainnya juga melakukan protes, termasuk provinsi Idlib, dan meminta negara-negara Arab dan komunitas internasional untuk mendukung rakyat dan anak-anak Suriah dan bertindak untuk menghentikan pengepungan yang telah berdampak pada semua tingkat kehidupan Suriah.

Selama sedekade terakhir, setelah pemerintah Damaskus dan sekutunya berhasil mengalahkan para teroris dan pendukungnya di Suriah, maka Amerika Serikat – setelah gagal mencapai tujuannya dengan sarana terorisme – menjatuhkan sanksi-sanksi kepada pemerintah dan otoritas Suriah di bawah apa yang disebut undang-undang Caesar, untuk menjatuhkan Damaskus.

Baca Juga : Ansarullah Serukan Dukungan Militer dari Negara-Negara Islam untuk Rakyat Palestina

Pengenaan sanksi ini telah meningkatkan masalah di negara yang sedang dilanda perang dan rakyat negara ini paling menderita dan paling terdampak dari sanksi-sanksi tersebut.

Konsekuensi bencana dari sanksi-sanksi kejam oleh Washington dan sekutunya terhadap Suriah jelas terlihat setelah gempa dahsyat baru-baru ini di utara negara ini; Di mana karena kurangnya bantuan yang tepat waktu dan tepat untuk para korban gempa di bawah bayang-bayang sanksi Amerika, jumlah korban Suriah meningkat drastis. Dan sangat sulit untuk mengakses fasilitas paling dasar bagi mereka yang terkena dampak gempa, seperti obat-obatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *