Türkiye Ajukan Syarat untuk Tinggalkan Suriah Utara

Türkiye Ajukan Syarat untuk Tinggalkan Suriah Utara

Damaskus, Purna Warta Menteri Pertahanan Türkiye mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Suriah utara sampai beberapa syarat, termasuk terciptanya lingkungan yang aman, terpenuhi.

Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Türkiye Yashar Güler menyatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat kabar Türkiye Milliyet bahwa ia tidak akan meninggalkan daerah ini sampai beberapa syarat, termasuk terciptanya lingkungan yang aman di Suriah utara, terpenuhi.

Baca Juga : Tekanan Amerika Jadi Kendala Utama Bantuan Negara-Negara Arab ke Suriah

Menurut laporan ini, pejabat pertahanan Türkiye ini mengusulkan syarat-syarat penarikan Türkiye dari Suriah, yang mencakup pembuatan konstitusi baru untuk Suriah, mengadakan pemilihan umum yang demokratis, dan membentuk pemerintahan yang mewakili seluruh warga Suriah.

Güler mengatakan dalam hal ini:
Ada empat juta warga Suriah di Turki dan lima juta lainnya di Idlib yang berisiko menjadi pengungsi.
Bagaimana kita bisa meninggalkan (Suriah) tanpa jaminan lingkungan yang aman?

Dia membela operasi militer Türkiye di Suriah utara dan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk melindungi warga negara Türkiye.

Guler menjelaskan:
Operasi Ranting Zaitun dan Perisai Eufrat dilakukan karena teroris menyerang warga kita.

Sejak tahun 2018, Türkiye telah memperoleh kendali langsung atas sebagian besar wilayah utara Suriah melalui serangan berturut-turut terhadap Unit Perlindungan Rakyat (YPG).

Baca Juga : Al-Mekdad: Kunjungan Bashar Assad ke Tiongkok Merupakan Lompatan Baru

Menurut laporan ini, “YPG” adalah kelompok bersenjata Kurdi Suriah yang memainkan peran penting dalam perang melawan ISIS, namun menurut Ankara, mereka adalah cabang dari kelompok teroris “PKK” (Partai Pekerja Kurdistan) dan Türkiye juga menganggapnya sebagai teroris.

Hossein Amir Abdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, telah menyatakan bahwa Iran telah mengusulkan rencana aksi untuk Suriah dan Türkiye, yang mencakup komitmen Türkiye untuk menarik pasukannya dari Suriah sebagai imbalan atas komitmen Suriah untuk menjamin keamanan perbatasan.

Menurut laporan ini, Amir Abdollahian telah menyatakan bahwa Iran dan Rusia dapat bertindak sebagai penjamin perjanjian ini dan menambahkan bahwa pemerintah Assad siap menjamin keamanan perbatasan dengan Türkiye.

Baca Juga : Menteri Pertahanan Yaman: Kami Akan Tingkatkan Kesiapan Tempur Kami

Presiden Türkiye Recep Tayyip Erdogan dan Bashar Al-Assad telah menjalin hubungan persahabatan pada tahun 2000an setelah ketegangan yang terjadi selama bertahun-tahun antara kedua negara menyusul runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah. Namun, setelah perang saudara di Suriah, hubungan kedua negara menjadi tegang karena Dukungan Turki terhadap para kelompok pemberontak anti-Assad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *