Turki Kirim Senjata Berat ke Barat Laut Suriah

Turki Kirim Senjata Berat ke Barat Laut Suriah

Damaskus, Purna Warta Konvoi tentara Turki memasuki provinsi Idlib di Suriah dengan membawa banyak senjata berat, termasuk tank dan artileri.

Pada Minggu malam (14/8), tentara Turki membawa konvoi senjata berat, artileri dan tank ke provinsi Idlib di barat laut Suriah, dan senjata ini didistribusikan di berbagai wilayah provinsi.

Baca Juga : UNICEF Peringatkan tentang Risiko Kematian Anak-Anak di Yaman

Menurut situs web Enab Baladi, konvoi ini terdiri dari 25 peralatan militer, termasuk artileri self-propelled Gvozdika 2S1 dan Akatsiya SO-152, dan sebagian besar didistribusikan di pusat-pusat pengamatan tentara Turki di selatan Idlib.

Turki memiliki 74 pusat pengamatan di provinsi Idlib, 23 di antaranya terletak di wilayah Jabal al-Zawiyah. Titik-titik militer ini didirikan sesuai dengan perjanjian Zona pengurangan ketegangan (zona de-eskalasi) antara Iran, Turki dan Rusia pada tahun 2017. Menurut perjanjian antara Turki, Rusia dan Iran, provinsi Idlib dan Hama utara didefinisikan sebagai zona de-eskalasi berdasarkan perjanjian tersebut. Menurut perjanjian ini, Turki mendirikan 12 pos pengamatan sedangkan Iran dan Rusia membuat total delapan pos pengamatan di Idlib. Setelah itu, Turki telah berulang kali meningkatkan jumlah pusat pemantauan dan pengamatan.

Tentara Suriah meyakini bahwa Ankara telah mengubah pusat pengamatannya alih-alih memantau gencatan senjata menjadi tempat untuk menyediakan senjata dan dukungan logistik kepada para teroris di Idlib.

Menurut sumber lokal, pada saat yang sama dengan masuknya konvoi militer ini, tentara Suriah juga melancarkan serangan artileri ke beberapa markas teroris yang berbeda di provinsi Idlib, tetapi tidak ada berita yang dirilis tentang korban.

Organisasi yang dikenal sebagai Al-Defa’ al-Madani al-Suri atau Syria Civil Defence (berafiliasi dengan oposisi) juga melaporkan bahwa artileri tentara Suriah dan Rusia menargetkan posisi elemen-elemen bersenjata di desa-desa Kafr Ta’al dan Ma’arat al-Naasan dari Sabtu malam (13/8), dan penembakan di daerah ini berlanjut sampai Minggu malam (14/8).

Baca Juga : Iran: Salman Rushdie dan Pendukungnya Harus Disalahkan Atas Serangan Itu

Kedatangan peralatan persenjataan baru tentara Turki ini ke provinsi Idlib terjadi setelah pernyataan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu tentang perlunya rekonsiliasi antara oposisi dan pemerintah Damaskus untuk menemukan solusi jangka panjang. Çavuşoğlu pada Kamis malam pekan lalu juga mengatakan bahwa tahun lalu di sela-sela pertemuan Gerakan Non-Blok di Beograd, ia mengadakan pertemuan singkat dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad.

Pernyataan-pernyataan Menteri Luar Negeri Turki ini telah mengejutkan para penentang dan menyebabkan kemarahan mereka, sehingga pada Jumat malam di kota Azaz di utara Aleppo, beberapa penentang berdemonstrasi menentang Turki dan membakar bendera negara itu.

Pada saat yang sama, kantor berita Sputnik juga melaporkan, mengutip media Turki, bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah Bashar Assad mungkin akan segera berbicara satu sama lain di telepon. Menurut sumber Turki, proposal ini dibuat oleh Vladimir Putin dalam pertemuan baru-baru ini dengan Erdogan di Sochi.

Di sisi lain, Suriah utara pekan lalu menyaksikan ketegangan antara tentara Suriah dan sekutu dengan kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Turki. Tentara Suriah dan kelompok al-Jayš al-Waṭanī as-Sūrī atau The Syrian National Army (SNA) bentrok hebat di daerah sekitar kota Tadef di timur provinsi Aleppo.

Kedatangan konvoi militer Turki ke barat laut Suriah berada dalam situasi di mana tentara Turki telah mempersiapkan aksi militer di utara dan timur laut Suriah selama berbulan-bulan melawan militan Pasukan Demokratik Suriah ( SDF). Tindakan ini ditentang keras oleh pemerintah Damaskus, Moskow dan Teheran.

Baca Juga : Pembicaraan Wina: Kesepakatan Dapat Dicapai Jika Garis Merah Terpenuhi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *