Purna Warta – Rusia dan Turki sepakat akan membuka pusat pemantauan gencatan senjata dari perang Armenia-Azarbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Para pemimpin negara Azerbaijan, Armenia, dan Rusia telah menandatangani pernyataan untuk mengakhiri perang di Nagorno-Karabakh pada November tahun lalu.
Nota tentang pendirian pusat penjaga perdamaian bersama oleh Turki dan Rusia ditandatangani kemudian.
Pusat yang secara resmi dibuka di wilayah Agdam Azerbaijan akan dikelola oleh hingga 60 prajurit masing-masing dari Turki dan dari Rusia, kata Kementerian Pertahanan Rusia, Sabtu.
Dikatakan bahwa pusat itu didirikan “untuk mengumpulkan, meringkas dan memverifikasi informasi tentang kepatuhan gencatan senjata dan tindakan yang melanggar kesepakatan yang dicapai oleh setiap pihak.”
“Kontrol akan dilakukan melalui penggunaan kendaraan udara tak berawak dan dengan cara mengevaluasi data yang diterima dari sumber lain,” kata kementerian itu.
Turki, sekutu Azerbaijan, mengatakan pada hari Jumat bahwa satu jenderal Turki dan 38 tentara akan bekerja di pusat tersebut.
Rusia, yang mendukung Armenia, telah mengerahkan pasukan penjaga perdamaian serta pengangkut personel lapis baja dan peralatan militer lainnya tahun lalu, untuk memantau kesepakatan gencatan senjata di sana.
Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun kawasan separatis etnis Armenia memegang pengaruh yang besar di sana. Mereka mendapatkan dukungan dari negara Armenia sejak 1992, ketika mereka memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang yang menewaskan sekitar 30.000 orang.
Pertempuran tahun lalu, yang terburuk dalam beberapa dekade, dimulai pada akhir September dan berakhir pada pertengahan November, setelah Moskow menengahi gencatan senjata yang membuat Baku sebagian besar menguasai wilayah itu.
Akhirnya, Armenia menyerahkan wilayah yang disengketakan ke Azerbaijan, saat itu.
Baca juga: Tutupnya Aktivitas Hamas di Istanbul Jaminan Normalisasi Israel & Turki