Damaskus, Purna Warta – Duta Besar Moskow di Damaskus mengecam keras serangan udara Israel di Suriah, dan mengatakan bahwa tujuan dari serangan ini adalah untuk meningkatkan ketegangan dan memungkinkan Barat untuk melakukan kegiatan militer di Suriah.
Surat kabar Israel The Jerusalem Post menulis dalam sebuah laporan: Alexander Afimov, duta besar Rusia untuk Suriah, memperingatkan serangan udara Israel di Suriah, mengatakan bahwa serangan ini ditujukan untuk “memprovokasi” Rusia untuk merespons.
Baca Juga : Warga Yaman Bersiap untuk Rayakan “Hari Ketahanan”
Pernyataan ini merupakan kecaman paling keras dari Rusia atas operasi militer Zionis Israel di Suriah.
Surat kabar itu menulis: Pernyataan itu datang pada saat Rusia meluncurkan serangan militer terhadap Ukraina dan telah dikutuk oleh pejabat Israel. Israel telah mengirim ribuan ton bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan membuka rumah sakit lapangan di negara itu.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada pertemuan di Universitas Richman hari Kamis kemarin (24/3) mengatakan: Kami harus mencapai keseimbangan antara kepentingan keamanan kami di Suriah dan kerja sama kami dengan Rusia. Di sisi lain, kami memiliki kewajiban moral atas serangan Rusia ke Ukraina.
Dia menyatakan: Kami mengutuk serangan itu, kami telah mengirim rumah sakit lapangan ke Ukraina, tetapi kami juga harus mencegah kemungkinan seorang pilot Israel ditembak jatuh dan dipenjarakan di Suriah. Menurut Anda apa yang akan terjadi pada masyarakat Israel? Seberapa relevankah ini dengan keamanan nasional kita?
Baca Juga : Reaksi Suriah terhadap Rumor Pesan Israel ke Damaskus
Kedutaan Rusia di rezim Zionis Israel dengan menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa kerja sama militer dengan Tel Aviv di Suriah terus berlanjut, mengumumkan bahwa pejabat militer kami mengoordinasikan masalah operasional setiap hari. Mekanisme ini terbukti bermanfaat dan akan terus berlanjut.
Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh kantor berita Rusia Interfax atas janji Kementerian Pertahanan Rusia pada awal Januari tahun ini, jet-jet tempur Suriah dan Rusia bersama-sama berpatroli di wilayah udara Suriah, termasuk di Dataran Tinggi Golan, dan berencana untuk melanjutkan penerbangan ini secara terus menerus.
Pada bulan Februari, Rusia mengumumkan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa mereka tidak akan mengakui kekuasaan Zionis Israel di Dataran Tinggi Golan.
Serangan udara Israel terakhir di Suriah terjadi pada 7 Maret di daerah dekat Bandara Damaskus, di mana dua anggota Korps Pengawal Revolusi Islam Iran terbunuh.
Baca Juga : Percakapan Telepon antara Duta Besar China dan Juru Bicara Ansarullah
Pengawal Revolusi juga menekankan dalam sebuah pernyataan beberapa hari kemudian bahwa rezim Zionis Israel pasti akan membayar harga untuk kejahatan tersebut.