Tel Aviv, Purna Warta – Dilansir dari The Jerusalem Post, sejumlah tentara wanita Israel mengungkap sederet perlakuan buruk yang mereka terima akibat menolak direkrut IDF pasca 7 Oktober. Orang tua mereka mengeluhkan bagaimana putri-putrinya di militer dibentak, diancam, dihina, dilecehkan, diganggu terus-menerus supaya tidak bisa tidur dan dihukum sampai pingsan karena menolak ditugaskan karena takut.
Baca Juga : Mantan Inspektur PBB: Protes Mahasiswa Amerika Adalah Hal Bagus
Mereka diperlakukan demikian dengan niatan supaya menurut. Menurut salah seorang orang tua, putrinya hingga saat ini masih mengalami anxiety attacks akibat tekanan psikologis yang ia terima karena menolak ditugaskan. “Mereka tidak boleh tidur di tempat yang gelap dan tenang, akhirnya mereka tidak bisa tidur. Mereka juga dijemur berjam-jam tapi tidak boleh bergerak bahkan sekedar menggaruk wajah mereka sendiri. Beberapa orang pingsan karena hal ini,” ujarnya.
Tentara-tentara wanita tersebut rencananya akan ditugaskan sebagai pemantau. Mereka trauma karena sebelumnya Hamas berhasil membunuh dan menahan banyak pemantau pada 7 Oktober. Penolakan mereka terhadap tugas inilah yang menurut para orang tua membuat mereka dibentak tepat di telinga sampai terganggu pendengarannya dan disiksa di pangkalan Tel Hashomer.”Minimnya kepercayaan pada militer sudah sampai pada tataran serius melihat rentetan peristiwa yang terjadi selama perang ini. Namun pada akhirnya, militer memilih untuk mengabaikan masalah yang sebenarnya,” tambah salah seorang ibu korban dengan nada marah.
“Kenapa harus menganiaya gadis 18 tahun hanya karena mereka meminta ditugaskan pada posisi yang lain?” ujar orang tua yang lain yang anaknya meminta berhenti dari militer. “Saya sudah kehilangan kepercayaan terhadap sistem ini dan rasa frustasi saya sudah luar biasa sekarang. Saya tidak paham kenapa mereka harus diperlakukan dengan begitu mengerikan,” tambahnya.
Baca Juga : Rusia Menunjukkan Kemampuan Mereka Dengan Mengadakan Pameran Rampasan Perang
Merespon hal tersebut, juru bicara IDF menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui detail kasus yang dilaporkan. Mereka mengaku bahwa para kandidat mendapatkan perlakuan yang layak selama di pangkalan Tel Hashomer dan perlakuan yang dilaporkan tersebut tidak mencerminkan perlakuan yang diharapkan dari para komandan IDF.