Tragedi Ledakan Beirut Masih Misteri, Lebanon Minta Gambar-Gambar Satelit

Beirut, Purna Warta – Hakim yang menyelidiki pemboman pelabuhan Beirut meminta 13 negara yang memiliki satelit di Lebanon untuk memberikan gambar sebelum, sesudah dan di saat pelabuhan tersebut meledak kepada pemerintah Lebanon.

Menurut situs JBC News pada hari Rabu (5/5) Tariq al-Bitar, hakim yang menyelidiki ledakan di pelabuhan Beirut, berbicara tentang nama-nama negara yang diminta untuk memberikan citra satelitnya sehubungan dengan ledakan di Beirut tersebut.

Hakim Tarek Bitar, Hakim yang menyelidiki ledakan besar tahun lalu di pelabuhan Beirut pada hari Selasa meminta agar negara-negara dengan satelit yang ditempatkan di Lebanon memberikan gambar kepada pihak berwenang guna membantu penyelidikan mereka

Kantor Berita Nasional tidak menyebutkan nama negara yang dimaksud.

Hampir 3.000 ton amonium nitrat – bahan yang sangat mudah meledak yang digunakan dalam pupuk – telah disimpan secara tidak benar di pelabuhan selama bertahun-tahun. Ledakan dahsyat pada 4 Agustus itu menewaskan 211 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang, menghancurkan lingkungan sekitar.

Beberapa hari setelah ledakan, Presiden Michel Aoun mengatakan dia telah meminta gambar satelit dari Prancis, yang memiliki hubungan dekat dengan bekas koloninya, untuk melihat apakah mereka menunjukkan pesawat atau rudal. Segera setelah ledakan itu, pihak berwenang tidak menafikan kalau telah terjadi serangan, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu.

Perdana Menteri Hassan Diab yang kemudian mengundurkan diri juga mengatakan setelah ledakan bahwa dia meminta gambar satelit dari pelabuhan sebelum dan sesudah ledakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Youssef Diab, seorang jurnalis Lebanon yang mengikuti penyelidikan, mengatakan permintaan Bitar adalah sebuah nota hukum formal yang harus ditanggapi, dan itu mengindikasikan bahwa dia tidak mengesampingkan kemungkinan serangan.

Diab juga mengatakan, negara-negara itu termasuk Uni Emirat Arab, Prancis, AS, China, Jepang, Kanada, dan Turki. Langkah itu dilakukan setelah Lebanon meminta citra satelit Prancis. Diab mengatakan, Prancis mempertahankan penyelidikannya atas ledakan pelabuhan itu belum selesai.

“Idenya adalah mencari tahu dari gambar apakah ada penerbangan di atas pelabuhan atau apakah pelabuhan itu menjadi sasaran,” katanya. Hakim “telah memperluas wilayah kemungkinan” dari apa yang mungkin menyebabkan ledakan tersebut.

Sembilan bulan kemudian, masih belum diketahui apa yang memicu kebakaran awal di gudang yang kemudian menyebabkan ledakan atau siapa yang bertanggung jawab menyimpan pupuk di gudang pelabuhan selama bertahun-tahun.

Pertengahan April, Bitar memerintahkan pembebasan enam orang, termasuk petugas keamanan, yang ditahan berbulan-bulan. Di antara mereka yang dibebaskan adalah seorang petugas yang telah menulis peringatan terperinci kepada pejabat tinggi sebelum ledakan tentang bahaya material yang disimpan di pelabuhan.

Sembilan belas orang, termasuk petugas pelabuhan dan kepala departemen bea cukai, masih ditahan.

Human Rights Watch mengatakan pihak berwenang Lebanon telah gagal merinci bukti dan tuduhan terhadap orang-orang yang ditahan, mempertanyakan apakah mereka diberikan proses yang semestinya.

Sumber: AFP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *