Damaskus, Purna Warta – Bentrokan sengit di barat Suriah, khususnya di provinsi Latakia dan Tartus, yang dimulai sejak Kamis lalu akibat protes terhadap tindakan represif pasukan pemerintahan sementara yang dipimpin Al-Joulani, telah menyebabkan pembantaian lebih dari 400 warga sipil. Peristiwa ini diduga memiliki motif sektarian dan pembersihan etnis.
Baca juga: Apa Tujuan Israel Serang Suriah?
Menurut laporan Al-Mayadeen, warga kota Baniyas, yang terletak di pinggiran provinsi Tartus, mayoritas dari mereka berasal dari komunitas Alawiyah, menyerukan bantuan untuk menyelamatkan diri dari operasi pembersihan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan pemerintahan sementara Al-Joulani.
Sumber-sumber lokal yang dikutip oleh Al-Mayadeen melaporkan bahwa lebih dari 400 warga sipil telah tewas dalam pembantaian dan eksekusi lapangan di Suriah oleh pasukan Al-Joulani.
Hingga kini, belum ada tindakan nyata untuk memulihkan keamanan di wilayah pesisir Suriah. Warga setempat tidak berani meninggalkan rumah mereka akibat pembantaian terus-menerus yang dilakukan oleh kelompok Turkistan, Chechnya, dan pemberontak Suriah yang didukung oleh Al-Joulani.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa Partai Turkistan sejak pagi ini telah memulai operasi pembersihan sektarian di Baniyas, tanpa membedakan antara anak-anak dan lansia.
Penduduk setempat meminta bantuan dari siapa pun yang mampu untuk menghentikan pembersihan sektarian dan segera memberikan pertolongan.
Baca juga: Pemimpin Ansarullah Kecam Kejahatan Kelompok Takfiri di Suriah
Sementara itu, Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah melaporkan bahwa lebih dari 300 warga sipil Alawi telah dibunuh oleh pasukan keamanan Suriah dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengannya sejak Kamis lalu. Pembunuhan ini terjadi di tengah bentrokan antara pendukung Bashar al-Assad dan kelompok bersenjata di wilayah pesisir barat Suriah. Dengan demikian, jumlah total korban tewas sejak pecahnya konflik telah mencapai 524 orang.
Partai Turkistan terdiri dari militan Uyghur dan merupakan sekutu dari pasukan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS). Kelompok ini selama kepemimpinan Mohammed al-Joulani, penguasa Suriah saat ini, telah menjadi sekutu utama dalam konflik di Suriah, terutama di wilayah utara negara tersebut.