Teheran, Purna Warta – Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Iran mengecam tindakan ofensif yang dilakukan wali kota sebuah kota di Prancis.
Majid Nili, direktur jenderal untuk Eropa Barat di Kementerian Luar Negeri Iran, menekankan perlunya menghormati nilai-nilai budaya dan agama suatu negara.
Ia menyatakan bahwa penggunaan konten yang menyinggung terhadap pejabat Republik Islam Iran merupakan pelanggaran yang jelas terhadap prinsip dan aturan yang diterima secara internasional yang mengamanatkan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya negara lain dan merupakan tindakan ujaran kebencian yang terang-terangan.
Nili mencatat bahwa Iran telah secara resmi menyampaikan protesnya kepada Prancis melalui saluran diplomatik dan menyerukan tindakan yang tepat dari pemerintah Prancis untuk mencegah terulangnya tindakan provokatif tersebut, situs web Kementerian Luar Negeri melaporkan.
Dalam sebuah langkah baru-baru ini, kota Beziers di Prancis selatan menjalankan kampanye di bus-bus, menggunakan potret-potret yang menghina Pemimpin Revolusi Islam.
Pada hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduh Iran mengajukan tantangan strategis dan keamanan utama bagi Prancis, Eropa, seluruh kawasan, dan sekitarnya, dengan mengutip percepatan program nuklir negara itu dan dugaan dukungannya terhadap perang Rusia melawan Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei pada hari Selasa dengan tegas menolak tuduhan presiden Prancis tersebut sebagai “tidak berdasar dan kontradiktif.”
Sangat disesalkan bahwa alih-alih rezim apartheid Israel, yang para pemimpinnya dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional, presiden Prancis justru memberatkan Iran, yang selalu menghormati hukum internasional, kata Baqaei.