Tiga Tentara AS Tewas dalam Serangan Drone di dekat Perbatasan Suriah-Yordania

Tiga Tentara AS Tewas dalam Serangan Drone di dekat Perbatasan Suriah-Yordania

Amman, Purna Warta Serangan drone di Tower 22, sebuah pos kecil AS di dekat perbatasan Suriah dan Yordania, mengakibatkan kematian tiga tentara Amerika dan menyebabkan lebih dari 30 lainnya terluka. Insiden tersebut, yang terjadi pada hari Minggu (28/1), menandai pertama kalinya tentara AS terbunuh di wilayah tersebut sejak dimulainya perang Gaza pada awal Oktober.

Baca Juga : Hizbullah Lancarkan Serangan Rudal Besar-besaran ke Markas Besar Israel

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengkonfirmasi korban jiwa dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan bahwa serangan drone satu arah berdampak pada pangkalan tersebut. Menurut CENTCOM, “Pada tanggal 28 Januari, tiga anggota militer AS tewas dan 25 lainnya terluka akibat serangan satu arah UAS yang berdampak pada sebuah pangkalan di timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah.”

Seorang pejabat AS memberi tahu Reuters bahwa setidaknya 34 anggota militer sedang diperiksa untuk kemungkinan cedera otak traumatis setelah serangan itu.

Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak di pangkalan Al-Tanf di perbatasan Suriah-Yordania. Pada bulan Desember, para pejabat AS melaporkan 97 serangan terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober.

Hamas, gerakan perlawanan Palestina, menyampaikan pesan kepada Amerika Serikat terkait kejadian tersebut. Juru bicara senior Hamas Sami Abu Zuhri menyatakan, “Pembunuhan tiga tentara Amerika adalah pesan kepada pemerintah Amerika bahwa jika pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza berhenti, maka seluruh umat harus menghadapinya.” Ia menambahkan, “Kelanjutan agresi Amerika-Zionis terhadap Gaza mampu membakar seluruh wilayah.”

Jihad Islam Palestina mengutuk peringatan pemerintah Amerika mengenai potensi eskalasi, dan menyatakan bahwa serangan terhadap pasukan Amerika adalah “respon alami dan sah terhadap kehadiran Amerika sebagai kekuatan pendudukan di wilayah kami.” Gerakan ini mengutip dukungan Amerika Serikat yang tidak tahu malu terhadap tindakan rezim Israel di Jalur Gaza sebagai faktor motivasinya.

Baca Juga : Khatam Institute Gelar Webinar Nasional Bahas Sila Kedua Pancasila; Hadirkan Tokoh Agama Lintas Iman

Di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut akibat perang Israel yang sedang berlangsung melawan Jalur Gaza, serangan pesawat tak berawak terbaru menambah kompleksitas situasi. Sejak dimulainya agresi Israel pada tanggal 7 Oktober, lebih dari 26.400 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *