Baghdad, Purna Warta – Salah satu anggota gerakan Asa’ib Ahl al-Haq mengklaim aksi terorisme di wilayah al-Habibiya dan penyerangan ke salah satu pos keamanan kompi 30 al-Hashd al-Shaabi di provinsi Nainawa sebagai aksi balasan atas insiden yang menimpa markas badan intelijensi Israel, Mossad di Erbil.
Dikutip dari Mawazin.net, Kamis (15/4), Hassan Salim menyatakan, “Dua insiden ini (teror di Baghdad dan Nainawa) terjadi satu hari pasca penyerangan di markas intel Mossad di Erbil. Jejak Israel dan kelompok separatis terlihat jelas dalam dua insiden ini. Militan Barzani (Peshmerga) menyerang dengan roket kompi 30 al-Hashd al-Shaabi dan di saat yang sama mereka melakukan aksi teror bom mobil di al-Habibiya.”
Adapun mengenai persoalan diamnya para politikus Irak tentang eksistensi markas spionase, teror dan bom mobil di Erbil, anggota Asa’ib Ahl al-Haq tersebut menjawab, “Alasan di balik serangan ke kompi 30 al-Hashd al-Shaabi dan ledakan di al-Habibiya tak lain kecuali aksi perusakan oleh pusat intel Mossad. Jejak Israel dan kelompok separatisme sangat jelas di sini.”
Hassan Salim menuntut komite keamanan dan pertahanan Parlemen Irak untuk menyelidiki insiden ini. Selain itu, pemerintah juga harus menghukum otoritas Kurdi Irak yang membiarkan eksistensi pusat spionase Israel, Mossad di Erbil.