Tehran, Purna Warta – Menanggapi langkah karikatur Charlie Hebdo untuk mencemooh otoritas agama tertinggi Republik Islam Iran, Kementerian Luar Negeri Iran memutuskan untuk menutup lembaga arkeologi dan sejarah Perancis yang berkantor di Tehran.
Institut Français de Recherche di sayap budaya kedutaan Perancis sebelumnya mempelajari barang antik dari Persia kuno.
Baca Juga : Iran Akan Orbitkan Konstelasi Satelit Syahid Soleimani dalam Waktu Dekat
Menyusul tindakan ofensif Charlie Hebdo, kementerian Iran mengutuknya sebagai bukti bagaimana Zionisme telah menggunakan media untuk melawan Islam dan memupuk permusuhan dan memecah belah umat manusia.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis(5/1), Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keputusan majalah Perancis untuk menerbitkan beberapa karikatur yang berisi penghinaan kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam edisi khusus akhir pekan ini. Majalah sayap kanan yang kontroversial pada awal Desember mengumumkan kompetisi untuk memproduksi karikatur tersebut.
Dikatakan bahwa tindakan ofensif oleh majalah terkenal itu merupakan pelanggaran terhadap norma moral yang diakui, penodaan biadab terhadap kesucian agama, tindakan asusila terhadap otoritas politik dan agama, dan pelanggaran terhadap simbol administratif dan nilai-nilai nasional Iran.
Kementerian itu mengatakan penutupan institut Perancis adalah “langkah pertama” dalam menanggapi karikatur yang menghina itu.
Penghinaan Charlie Hebdo mengungkapkan sekali lagi bahwa Zionisme telah memanfaatkan media untuk mempromosikan sentimen anti-Islam dan memicu kebencian dan perpecahan di antara masyarakat dan warga, tambah Kementerian Luar Negeri Iran.
Pada hari Rabu, Duta Besar Perancis Nicolas Roche dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Iran sebagai protes atas karikatur yang menghina itu.
Baca Juga : Lebih Dari 3.000 Warga Yaman Tewas dan Terluka Akibat Serangan Saudi pada 2022
“Republik Islam Iran sama sekali tidak mengabaikan penghinaan terhadap kesucian, dan nilai-nilai Islam, agama, dan nasionalnya,” kata Juru Bicara Kementerian Nasser Kana’ani kepada utusan Perancis dalam pertemuan tersebut.
“Perancis tidak memiliki hak untuk membenarkan penghinaan terhadap kesucian negara lain dan negara-negara Muslim dengan dalih kebebasan berekspresi,” katanya, sembari menyuarakan protes keras Iran kepada pemerintah Perancis.
Dubes Prancis mengatakan akan menyampaikan protes Iran ke negaranya.