Damaskus, Purna Warta – Perwakilan permanen Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa badan internasional itu (PBB) telah menjadi taman bermain bagi Amerika Serikat dan alat untuk memaksakan rencana AS berdasarkan keputusan politik yang mendominasi negara-negara anggota lainnya.
Perwakilan permanen Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan dalam pertemuan virtual Dewan Keamanan Suriah tadi malam bahwa Damaskus, yang telah bekerja sama dengan Organisasi untuk Proliferasi Senjata Kimia, mengutuk penggunaan senjata kimia oleh siapa pun.
Mengacu pada pernyataan pejabat Barat disertai dengan politisasi dan tuduhan tak berdasar mengenai senjata kimia, ia menambahkan: “Suriah menganggap dirinya berkewajiban untuk bekerja sama dengan sekretariat teknis Organisasi untuk Proliferasi Senjata Kimia dalam menyelesaikan masalah yang tersisa mengenai senjata kimia.”
Al-Sabbagh menambahkan bahwa pemerintah Suriah akan melanjutkan kerja samanya dengan komite pencari fakta dan menyambut baik kunjungan delegasi komite pencari fakta ke Damaskus pada bulan Maret.
“Kami menyayangkan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang telah mengabaikan pernyataan yang ditandatangani para ahli dan akademisi, termasuk direktur jenderal pertama organisasi tersebut, terkait penyidikan dugaan serangan Duma,” katanya.
Al-Sabbagh kemudian meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan informasi tentang upaya teroris dan kelompok White Helmets mengenai permainan senjata kimia baru dan serangan kimia palsu.
Dia mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menjadi taman bermain bagi Amerika Serikat dan alat untuk memaksakan rencana AS berdasarkan dominasi keputusan politik negara anggota lainnya.
Perwakilan permanen Suriah untuk PBB menekankan bahwa beberapa negara anggota Dewan Keamanan tidak boleh mengabaikan serangan yang dilakukan AS, Prancis, dan Inggris terhadap Suriah pada tahun 2018 dengan alasan palsu apa pun.
Baca juga: Dulu Kompori Perang, Saudi Nyatakan Dukung Stabilitas di Suriah