Tehran, Purna Warta – Pasukan sukarelawan Basij Iran telah mengadakan demonstrasi nasional di seluruh negeri, dengan kekuatan populer membawa sekitar 50.000 anggotanya ke jalan-jalan di ibu kota Tehran pada Jumat (24/11) untuk menyuarakan solidaritas mereka terhadap Palestina dalam menghadapi serangan brutal rezim Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Adakan Pertemuan Luar Biasa Bahas Krisis Gaza
Demonstrasi tersebut, yang dijuluki “Pawai menuju al-Quds”, dilancarkan dalam rangka Pekan Basij Nasional di Iran pada hari Jumat, yang bertepatan dengan hari pertama gencatan senjata sementara yang menghentikan hampir 50 hari agresi Israel di Gaza.
Pasukan Basij di Teheran berbaris di sepanjang Jalan Enghelab (Revolusi) yang ikonik di kota itu menuju Universitas Teheran tempat salat Jumat diadakan.
Sambil memegang bendera Palestina dan gerakan perlawanan, para peserta menyatakan dukungan mereka yang teguh terhadap rakyat Palestina di Gaza dan mengecam genosida rezim pendudukan di wilayah yang terkepung.
Sejumlah pengunjuk rasa juga memegangi jenazah bayi-bayi Palestina dalam pelukan mereka sebagai sebuah gerakan simbolis untuk memperingati ribuan anak-anak tak berdosa yang kehilangan nyawa mereka dalam perang Israel di Gaza.
Beberapa pengunjuk rasa membawa tubuh tiruan anak-anak Palestina yang dibungkus kain kafan sebagai isyarat simbolis untuk menghormati ribuan nyawa tak berdosa yang hilang dalam perang Israel di Gaza.
Kota-kota besar Iran juga menjadi tempat parade solidaritas serupa terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Baca Juga : Presiden Kuba Pimpin Demo Anti-Israel di Depan Kedutaan Besar AS di Havana
Pasukan sukarelawan Basij Iran mengadakan unjuk rasa massal untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza di ibu kota Teheran pada 24 November 2023. (Foto oleh kantor berita Fars)
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan sebagai tanggapan terhadap kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang dilakukan Tel Aviv selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Tel Aviv juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat jalur pantai tersebut mengalami krisis kemanusiaan.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan dalam sebuah laporan pada hari Kamis bahwa setidaknya 14.854 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, telah tewas dan lebih dari 36.000 lainnya terluka dalam serangan Israel.
Sekitar 207 petugas kesehatan dan 65 warga Palestina termasuk di antara mereka yang tewas. Sementara 7.000 warga Palestina masih hilang.
Menurut laporan tersebut, 60 persen rumah di Gaza hancur atau rusak akibat agresi tersebut. Gencatan senjata yang dimediasi Qatar mulai berlaku pada Jumat pagi, yang akan melibatkan pertukaran tawanan dan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza selama empat hari.
Baca Juga : Samidoun Mengecam Keras Serangan Jerman Terhadap Pendukung Pro-Palestina
Berdasarkan ketentuan perjanjian, untuk setiap tawanan Israel yang dibebaskan, akan ada tiga tahanan Palestina yang dibebaskan, yaitu perempuan dan anak-anak. Dua ratus truk bantuan yang mencakup pasokan medis untuk seluruh Jalur Gaza juga akan diizinkan masuk selama gencatan senjata empat hari.