SOHR: Hampir 1.000 Warga Sipil Dibantai oleh Pasukan yang Dipimpin HTS di Suriah

HTS KILL

Damaskus, Purna Warta – Sebuah kelompok pemantau yang disebut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa militan yang beraliansi dengan administrasi HTS telah membunuh hampir 1.000 warga sipil dalam serangkaian “pembantaian” yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah pesisir barat Suriah.

Baca juga: Zelensky Bertemu dengan Mohamad bin Salman di Jeddah

SOHR menyatakan pada Senin (12/3) bahwa “total jumlah warga sipil yang menjadi korban pembunuhan mencapai 973 orang, termasuk wanita dan anak-anak.” Observatorium tersebut menambahkan bahwa “pembunuhan, eksekusi di lapangan, dan operasi pembersihan etnis” masih berlangsung menyusul bentrokan berdarah antara militan HTS dan kelompok oposisi bersenjata yang setia kepada mantan Presiden Bashar al-Assad.

Sebelumnya, SOHR melaporkan korban tewas termasuk warga sipil sebanyak 830 orang, dengan menyebut bahwa “eksekusi” tersebut menargetkan komunitas Alawite, yang mencakup 12% populasi Suriah, di provinsi pesisir Mediterania, Latakia dan Tartus.

Menurut kelompok pemantau yang berbasis di Inggris ini, kelompok militan yang mendukung administrasi HTS kehilangan 231 anggota selama bentrokan yang dimulai pada 6 Maret. Lebih dari 250 pejuang pro-Assad juga tewas dalam proses tersebut. Pihak berwenang belum memberikan jumlah korban resmi.

Di beberapa wilayah, komunitas Alawite menghadapi pembunuhan balas dendam, penjarahan, dan pembakaran. Saksi mata menggambarkan adegan mengerikan di mana militan menyerbu rumah-rumah, mengeksekusi warga Alawite di jalanan, dan membakar properti. Ribuan orang telah melarikan diri ke pegunungan, takut akan serangan lebih lanjut.

Di kota pesisir Baniyas, yang terletak 55 kilometer selatan Latakia, mayat-mayat berserakan di jalanan karena warga terlalu takut untuk mengambilnya.

Ali Sheha, seorang warga berusia 57 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya 20 tetangganya tewas, beberapa di dalam toko dan rumah mereka. “Para penembak menembaki rumah-rumah, menjarah toko, dan memeriksa identitas untuk mengeksekusi warga Alawite,” ujarnya.

Baca juga: Situasi di Lebanon Selatan: Penangkapan Tentara, Serangan Berlanjut, dan Kehadiran Pemukim Israel

Rami Abdurrahman, kepala SOHR, menyebut pembunuhan balas dendam ini sebagai “salah satu pembantaian terbesar” dalam konflik Suriah.

Bentrokan antara militan HTS dan pendukung mantan pemerintah meletus pada 6 Maret, setelah ketegangan sebelumnya memicu pembunuhan massal. Pertumpahan darah dimulai ketika militan mencoba menahan seorang individu di desa Beit Ana, distrik Jableh, Provinsi Latakia, tetapi disergap oleh pendukung bersenjata Assad.

Sebagai tanggapan, administrasi HTS melancarkan operasi penindasan di wilayah basis Alawite di pesisir barat Suriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *