Beirut, Purna Warta – Tentara Israel menangkap seorang anggota militer Lebanon di dekat Kafr Shuba, Lebanon Selatan. Militer Lebanon melaporkan bahwa tentara tersebut, yang mengenakan pakaian sipil, ditembak oleh pasukan Israel sebelum akhirnya ditangkap. Setelah sempat dinyatakan hilang selama 24 jam, ia dilaporkan telah dipindahkan ke wilayah pendudukan dalam keadaan terluka.
Baca juga: Pengacara: Dokter Gaza Hussam Abu Safia Menderita penyiksaan di Penjara Israel
Hingga saat ini, Israel belum memberikan tanggapan resmi atas insiden tersebut. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Israel telah beberapa kali melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati dengan Lebanon.
Pada Sabtu malam, Israel melancarkan salah satu serangan udara paling intensif sejak gencatan senjata bulan Desember. Jet tempur Israel melakukan lebih dari 20 serangan udara yang menargetkan wilayah di sekitar beberapa kota di Lebanon Selatan, termasuk Wadi Zbqin, area antara Aita al-Jabal dan Beit Hanoun, serta daerah di sekitar Sungai Litani di dekat Al-Eishiya.
Sebelum serangan udara tersebut, tiga warga Lebanon di kota Kafr Kila, Lebanon Selatan, menjadi korban tembakan tentara Israel dan mengalami luka-luka. Sementara itu, laporan dari sumber lokal mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah membangun benteng dan fasilitas militer di daerah Al-Asi, yang menghadap kota Meiss El-Jabal di Lebanon Selatan.
Menurut laporan harian Al-Akhbar, Israel kini berusaha menggambar ulang garis perbatasan dengan Lebanon, melampaui “Garis Biru” yang telah diakui oleh PBB sebagai batas resmi antara kedua negara.
Tindakan Israel ini jelas bertentangan dengan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang menetapkan bahwa pasukan Hizbullah harus mundur ke utara Sungai Litani, sementara pasukan Israel harus kembali ke wilayah pendudukan. Namun, Israel sejak awal tidak mematuhi kesepakatan tersebut dan kini bersikeras mempertahankan keberadaannya di lima titik strategis di sepanjang perbatasan Lebanon. Kelima titik tersebut adalah Tel Hamams, Tel Al-Owaiza di timur, Tel Al-Azziya, Jabal Balat di bagian tengah perbatasan, serta Tel Al-Layouna di barat.
Baca juga: Detail Baru dari Ruang Negosiasi Amerika Serikat dan Hamas
Di tengah eskalasi ini, sejumlah pemukim Yahudi dengan perlindungan militer Israel dilaporkan memasuki Lebanon Selatan untuk mengunjungi sebuah situs keagamaan yang mereka klaim sebagai tempat suci di kota Houla.
Menanggapi tindakan Israel, militer Lebanon menegaskan bahwa serangan dan upaya pendudukan lima wilayah perbatasan ini merupakan pelanggaran kedaulatan Lebanon serta bertentangan dengan perjanjian gencatan senjata.
Namun, seperti yang telah terbukti dalam sejarah, Israel tampaknya tidak akan mundur dari wilayah ini kecuali dihadapi dengan perlawanan.