Sistem Senjata AS di Suriah Beroperasi Lawan Pasukan Udara Rusia

Sistem Senjata AS di Suriah Beroperasi Lawan Pasukan Udara Rusia

Damaskus, Purna Warta Kementerian Pertahanan Rusia mengkritik tindakan Amerika Serikat dan menjelaskan bahwa bertentangan dengan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya di bidang keselamatan penerbangan, sistem senjata pesawat Amerika Serikat diaktifkan dan siap membidik ketika mendekati pesawat Rusia di langit Suriah.

Baca Juga : Yaman: Arab Saudi Belum Tanggapi Penyelesaian Kasus Kemanusiaan

Menurut kantor berita Ria Novosti, Laksamana Oleg Gurinov, wakil kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Pihak-pihak yang Bertikai di Suriah, mengumumkan dalam konferensi pers Rabu malam bahwa Amerika Serikat terus melanggar protokol resolusi konflik dan memorandum bilateral antara Rusia dan Amerika Serikat mengenai keamanan udara di langit Suriah.

Pejabat militer Rusia ini mengatakan: Seperti di masa lalu, aktivasi sistem senjata oleh pilot Angkatan Udara Amerika Serikat saat mendekati pesawat Angkatan Udara Rusia yang melakukan penerbangan terjadwal di langit Suriah timur, dapat dilihat bahwa masalah ini dapat menyebabkan insiden yang tidak dapat diprediksi.

Perlu dicatat bahwa pada Oktober 2015, sebuah memorandum ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Rusia dan Departemen Pertahanan AS mengenai keselamatan penerbangan di langit Suriah.

Dokumen ini mengatur tindakan semua pesawat tempur dan drone di wilayah udara Republik Arab Suriah dan dirancang untuk memastikan keamanan penerbangan antara kedua negara.

Berkaitan dengan hal ini, sebelumnya, Sergei Naryshkin, kepala dinas intelijen luar negeri Rusia, juga mengumumkan bahwa militer Amerika Serikat sedang melatih pasukan militer kelompok teroris ISIS di Al-Tanf, untuk mengacaukan situasi di Suriah.

Pejabat Rusia ini menambahkan: Washington tidak menyembunyikan kemarahannya atas keberhasilan Suriah dan ingin membalikkan hal-hal positif saat ini. Dengan tujuan ini, mereka bermaksud menggunakan kekuatan ekstrimis Islam sebagai alat untuk melaksanakan rencana destruktif yang dirancang di pusat-pusat intelijen Amerika.

Naryshkin menjelaskan: Pengelolaan kegiatan kriminal ini dilakukan dari pangkalan militer Amerika “Al-Tanf” di dekat perbatasan Suriah dengan Yordania dan Irak. Dalam hal ini, puluhan militan ISIS menerima pelatihan militer dan sabotase di sana, yang jumlahnya terus ditingkatkan oleh militer AS.

Dia menambahkan: Di antara tujuan utaman tugas-tugas pasukan ini adalah menciptakan ketidakstabilan di Suriah dan menyerang tempat-tempat padat penduduk dan instansi-instansi pemerintah.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat sedang membentuk kelompok yang disebut “Tentara Bebas Suriah” dengan partisipasi para militan ISIS.

Menurutnya, tujuan Amerika adalah menggunakan kekuatan teroris ini untuk melawan otoritas hukum Suriah untuk menggoyahkan situasi internal di negara ini.

Baca Juga : Menteri Luar Negeri Suriah Segera Kunjungi Irak

Dia juga menambahkan bahwa Moskow berpegang teguh pada prinsipnya tentang tidak dapat diterimanya campur tangan asing dalam urusan kawasan Timur Tengah, terutama melalui penggunaan kekuatan militer.

Menteri Luar Negeri Rusia ini menambahkan: Baru-baru ini, terjadi pertukaran pandangan antara pejabat militer Rusia dan Suriah mengenai masalah ini dan mereka menyepakati rencana aksi bersama untuk menangani masalah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *