Tel Aviv, Purna Warta – Bank of Israel mengumumkan pada Senin (9/10) bahwa mereka berencana menjual hingga $30 miliar valuta asing untuk mencegah mata uang Shekel kolaps. Ancaman tersebut muncul setelah Israel menetapkan situasi darurat perang pasca serangan Hamas. Pakar ekonomi Israel menyebut perang ini akan menyisakan luka yang dalam terhadap ekonomi Israel.
Baca Juga : Ansarullah Serukan Poros Perlawanan Perang Lawan Israel
Shekel ditengarai melemah sebesar lebih dari 2 persen di angka 3,92 per dolar Amerika Serikat pada hari Senin. Sebelumnya, Shekel berada di angka 3,863 per dolar Amerika Serikat pada hari Jumat (6/10) lalu.
Mata uang tersebut sebenarnya sudah melemah sampai sebesar 10 persen sejak awal tahun 2023. Pelemahan tersebut terjadi akibat ketidakpastian yang disebabkan oleh upaya perombakan yudisial yang diuapayakan koalisi sayap kanan administrasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan ketakutan akan terjadinya krisis konstitusional.
Tak pelak, pada gilirannya, pelemahan Shekel selama beberapa bulan terakhir ini terlibat dalam percepatan inflasi secara menyeluruh dan naiknya biaya impor serta produksi yang berdampak pada semakin mahalnya barang ketika sudah tiba di pasar.
Baca Juga : Gallant: Kami Sedang Memerangi Manusia Binatang!