Damaskus, Purna Warta – Mantan presiden Lebanon, Michel Aoun, memasuki perbatasan Suriah selama perjalanannya ke Suriah dan akan bertemu dengan Bashar al-Assad.
Michel Aoun, mantan presiden Lebanon, memasuki perbatasan Suriah hari Selasa (6/6) dalam perjalanan darat dan bergerak menuju ke Damaskus dari sana.
Baca Juga : Pernyataan Keras Menteri Luar Negeri Qatar dan Prancis tentang Pemerintah Suriah
Menurut situs Al-Nashrah, perjalanan ini dilakukan setelah 14 tahun. Pagi ini, Aoun pergi ke perbatasan Suriah bersama dengan mantan Menteri Urusan Kepresidenan, Biyar Rafoul, di mana dia disambut oleh Duta Besar Suriah untuk Lebanon, Ali Abdul Karim.
Al-Nashrah mengutip sumber Lebanon yang mengatakan bahwa mantan presiden Lebanon itu bermaksud untuk menekankan kelanjutan hubungan dan posisi strategis dari “The Free Patriotic Movement / Gerakan Patriotik Merdeka” terhadap Suriah.
Dia juga bermaksud menjelaskan kepada Bashar Al-Assad bahwa penentangannya terhadap pemilihan Suleiman Frangieh untuk jabatan presiden Lebanon (pilihan Hizbullah) tidak ada hubungannya dengan posisinya terhadap Suriah, tetapi menurutnya, jika Frangieh terpilih, “konsensus kelompok Kristen” akan dalam bahaya.
Michel Aoun pergi ke Damaskus untuk terakhir kalinya pada tahun 2009 dan sebelum pemilihan parlemen saat itu. Perjalanannya saat ini ke Suriah dan pertemuannya dengan Bashar Al-Assad sangat penting dalam beberapa hal.
Baca Juga : Suriah Kutuk Serangan terhadap Bendungan “Kakhovka”
Pertama, Michel Aoun selalu menjadi penentang keras kehadiran tentara Suriah di Lebanon, dan terjadi konflik sengit antara pasukan yang setia kepadanya dan tentara Suriah pada tahun 1989, yang pada akhirnya menyebabkan pengasingan Michel Aoun ke Prancis.
Dia kembali ke Beirut pada 2005 setelah penarikan tentara Suriah dari Lebanon.
Hubungannya menyaksikan banyak pasang surut selama bertahun-tahun ini, Michel Aoun selalu menjadi pendukung pemerintah Bashar Al-Assad selama tahun-tahun krisis Suriah, tetapi dia tidak mengunjungi Suriah selama masa kepresidenannya.
Di sisi lain, kunjungan mantan presiden Lebanon ke Suriah terjadi dalam situasi di mana Lebanon kembali memasuki masa vakum presiden dan sejak Oktober tahun lalu, ketika masa jabatan Michel Aoun berakhir, negara ini masih belum memiliki presiden.
Dalam hal ini, partai oposisi Lebanon mengumumkan Jihad Azour sebagai calon mereka untuk jabatan presiden pada hari Minggu. Nabieh Bari Ketua Parlemen Lebanon juga mengumumkan bahwa sesi pemungutan suara untuk memilih presiden akan diadakan pada 14 Juni.
Baca Juga : Gerakan Mencurigakan Pasukan Amerika di Suriah
Hizbullah dan gerakan Amal sebelumnya telah menunjuk Suleiman Frangieh sebagai kandidat mereka untuk jabatan ini, sebuah opsi yang ditentang oleh Michel Aoun dan Gibran Basil.