Gaza, Purna Warta – Setidaknya 23 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, Kementerian Kesehatan daerah kantong itu melaporkan pada hari Rabu, sehingga jumlah total korban tewas sejak tahun lalu menjadi 45.361, dengan lebih dari 107.800 lainnya terluka.
Pasukan Israel melakukan tiga serangan terhadap keluarga-keluarga di Gaza dalam 24 jam terakhir, menewaskan 23 orang dan melukai 39 lainnya, kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Al Jazeera Arabic melaporkan bahwa sedikitnya tiga warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas dan beberapa lainnya cedera dalam pengeboman Israel terhadap sebuah sekolah di lingkungan Sheikh Radwan di bagian barat Kota Gaza. Sekolah tersebut menampung keluarga pengungsi yang mencari tempat berlindung.
Sebelumnya, seorang wanita hamil kehilangan nyawanya dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah tinggal di Kota Gaza. Petugas medis berhasil menyelamatkan bayinya, tetapi sang ibu tidak selamat.
Di tempat lain, penulis Palestina terkenal Walaa Jumaa Al-Ifranji dan suaminya Ahmed Saeed Salama tewas dalam serangan udara di rumah mereka di dekat kamp pengungsi Nuseirat. Di Khan Younis, seorang bayi meninggal karena kedinginan saat tinggal di kamp darurat, sementara penduduk pengungsi terus mengalami kondisi yang mengerikan setelah berbulan-bulan mengungsi.
“Ini bukan angka. Ini adalah kehidupan yang terenggut,” kata Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), dalam sebuah posting di X. “Membunuh anak-anak tidak dapat dibenarkan. Mereka yang selamat terluka secara fisik dan emosional… waktu terus berjalan bagi anak-anak ini,” imbuh Lazzarini, menekankan kebutuhan mendesak akan bantuan dan perlindungan.
UNRWA telah mendukung para pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, dan wilayah-wilayah tetangga, tetapi Israel telah mengumumkan rencana untuk melarang operasi badan tersebut di Gaza dan Tepi Barat mulai bulan depan.
Kampanye militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober tahun lalu, terus berlanjut meskipun ada seruan internasional untuk gencatan senjata, termasuk resolusi Dewan Keamanan PBB.
Perang genosida Israel telah menuai kecaman luas, dengan Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selain itu, Israel menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas kejahatannya di Gaza, karena para kritikus mengutuknya karena menargetkan warga sipil dan memblokir pengiriman bantuan penting dalam kampanye sistematis untuk membersihkan penduduk.