Baghdad, Purna Warta – Sebuah serangan roket menargetkan Pangkalan Udara Ain al-Assad yang diduduki Amerika Serikat di provinsi al-Anbar, Irak, melukai beberapa personel Amerika.
“Roket diluncurkan ke pangkalan Ain al-Assad,” AFP melaporkan, mengutip sumber militer mengenai serangan hari Senin.
Beberapa proyektil “jatuh di dalam pangkalan,” sumber itu menambahkan.
Setidaknya tiga ledakan terdengar di pangkalan udara itu, kemungkinan karena tembakan roket dan serangan pesawat tak berawak, jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen melaporkan.
Sementara itu, CNN mengutip seorang pejabat Amerika yang mengonfirmasi korban jiwa.
“Indikasi awal menunjukkan bahwa beberapa personel AS terluka. Personel pangkalan sedang melakukan penilaian kerusakan pasca-serangan,” kata pejabat itu.
Sejauh ini, belum ada satu orang atau satu kelompok pun yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Serangan itu terjadi kurang dari seminggu setelah serangan Amerika menewaskan empat anggota Unit Mobilisasi Populer (PMU) antiteror Irak, sebuah organisasi induk kelompok perlawanan negara itu.
Serangan itu juga terjadi di tengah kemarahan kelompok perlawanan atas dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap perang genosida yang sedang berlangsung di Gaza oleh rezim Israel, yang telah menewaskan lebih dari 39.600 orang.
Kelompok-kelompok Irak itu telah mendesak diakhirinya kehadiran pasukan asing di Irak, lebih dari satu dekade setelah koalisi pimpinan AS menginvasi negara itu berdasarkan klaim palsu tentang kepemilikan senjata pemusnah massal.
Ada hampir 2.500 tentara Amerika di Irak dan sekitar 900 di Suriah, yang diklaim Washington sebagai bagian dari pasukan tempur melawan Daesh (ISIL atau ISIS).
AS tetap mempertahankan kehadirannya meskipun negara-negara Arab dan sekutunya berhasil mengalahkan kelompok teroris Takfiri pada akhir tahun 2017.
Pada tahun 2020, parlemen Irak memberikan suara untuk mengusir pasukan asing setelah serangan pesawat nirawak AS menewaskan komandan antiteror tertinggi Iran Jenderal Qassem Soleimani dan wakil komandan PMU Abu Mahdi Al-Muhandis di luar Bandara Internasional Baghdad.